PAGARALAMPOS.COM - Rumah Marga Tjhia merupakan salah satu bukti sejarah dari perjuangan leluhur masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa dalam turut membangun perekonomian dan kehidupan sosial negara Indonesia, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
Rumah ini menjadi cagar budaya Kota Singkawang, sekaligus menjadi sebuah Museum Hidup.
Rumah Marga Tjhia yang terletak di Kota Singkawang, Kalimantan Barat atau yang biasa disebut dengan Kota Seribu Kelenteng, berada tepat di Gang Mawar.
Rumah yang menjadi saksi bisu perjuangan keturunan Tionghoa selama 119 tahun ini tersembunyi di balik ruko modern yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Singkawang.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Membuka Sejarah Candi Prambanan, Teryata ada Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang
Di Singkawang, terdapat sebuah warisan bersejarah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kota tersebut.
Rumah Tua Keluarga Tjhia, dengan usianya yang sudah mencapai 125 tahun, menjadi saksi bisu perkembangan dan perubahan yang terjadi sepanjang zaman.
Terletak di Kawasan Tradisional Jalan Budi Utomo No. 36, Singkawang Barat, rumah ini bukan sekadar bangunan tua, melainkan sebuah peninggalan berharga yang menyimpan banyak kisah dan makna dalam setiap detailnya.
Dibangun pada tanggal 4 Februari 1901, Rumah Keluarga Tjhia telah menjadi bagian penting dari sejarah dan kebudayaan Kalimantan Barat.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata
BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa
Merupakan salah satu cagar budaya di daerah tersebut, rumah ini menjadi simbol keberanian dan ketahanan melalui masa-masa yang telah dilaluinya.
Tjhia Fung Sin, pemilik pertama rumah ini, dikenal sebagai seorang saudagar yang berdagang hasil bumi, seperti kopra dan damar, yang kemudian dipasarkan ke Singapura.
Kehidupannya telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah lokal.