Suku Dani juga pernah melakukan tradisi kanibalisme, yang terkait dengan ritual perang dan penghormatan kepada orang mati.
Suku Dani percaya bahwa dengan memakan daging musuh yang tewas dalam perang, mereka dapat menghina dan menghancurkan roh mereka.
Selain itu, mereka juga percaya bahwa dengan memakan daging anggota keluarga yang meninggal, mereka dapat menunjukkan rasa sayang dan mengenang mereka.
Praktik kanibalisme suku Dani terakhir kali terjadi pada tahun 1968, ketika seorang pria bernama Yali dibunuh dan dimakan oleh suku Dani karena dianggap sebagai mata-mata.
BACA JUGA:Menjelajah Sejarah Perkembangan Emas di Sumatera Sejak Zaman Belanda
BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya
Namun, sejak itu, praktik ini sudah tidak dilakukan lagi, karena larangan dari pemerintah dan pengaruh dari agama Kristen.
Suku Tolai
Suku Tolai adalah suku yang berasal dari Papua Nugini, tetangga dari Papua. Suku ini mendiami daerah pesisir timur laut Papua Nugini, di sekitar Teluk Gazelle.
Suku Tolai memiliki populasi sekitar 120.000 orang, dan memiliki budaya yang maju dan kompleks.
Suku Tolai dikenal karena sistem pertukaran barang yang disebut tabu, yang menggunakan kerang sebagai mata uang.
BACA JUGA:Sejarahnya Mirip Tembok Besar Riongkok, Begin Muasal Tembok Hadrian Peninggalan Romawi
BACA JUGA:Perjalanan Spiritual Sunan Drajat, Keajaiban dan Peninggalan Bersejarah di Lamongan
Suku Tolai juga pernah melakukan tradisi kanibalisme, yang terkait dengan ritual pengorbanan dan pembalasan.
Suku Tolai mempraktikkan kanibalisme ketika mereka membunuh dan memakan orang yang dianggap sebagai korban pengorbanan untuk dewa-dewa mereka.
Orang-orang yang menjadi korban biasanya adalah tawanan perang, budak, atau orang asing. Suku Tolai juga mempraktikkan kanibalisme sebagai bentuk pembalasan terhadap orang yang telah menyakiti atau membunuh anggota suku mereka.