Menjajaki Sejarah dan Kebesaran Kesultanan Deli Sebagai Warisan Islam di Sumatera Utara

Selasa 23-04-2024,15:51 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Pada masa kejayaannya, Kesultanan Deli berhasil mengembangkan wilayah kekuasaannya yang mencakup Medan. angkat, Sukapiring, Buluh Cina, dan beberapa wilayah kecil lainnya di pesisir timur Sumatera.  Pembangunan infrastruktur monumental seperti Istana Maimun dan Masjid Raya Al-Mashun di Medan.

Menjadi simbol kemakmuran dan keagungan Kesultanan Deli, menegaskan posisinya sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan. Kesultanan Deli dijalankan dengan struktur pemerintahan yang terorganisir ,di mana Sultan berperan tidak hanya sebagai kepala pemerintahan tetapi juga sebagai pemimpin agama Islam dan adat Melayu. 

BACA JUGA:Menjelajah Sejarah Perkembangan Emas di Sumatera Sejak Zaman Belanda

BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya

Dalam melaksanakan tugasnya, Sultan dibantu oleh bendahara, syahbandar, dan pejabat lainnya yang mengatur berbagai aspek pemerintahan dan perdagangan. Salah satu tradisi yang masih dijaga ketat oleh Kesultanan Deli adalah Tradisi Junjung Duli, yang dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Fitri. 

Dalam tradisi ini, Sultan Deli menerima penghormatan dari perangkat adat, istana, kerabat keluarga, serta imam masjid dan masyarakat.  Tradisi ini tidak hanya mencerminkan struktur sosial dan keagamaan Kesultanan tetapi juga memperkuat ikatan antara Sultan dan rakyatnya, mempertahankan nuansa budaya Melayu yang kental.

Kesultanan Deli hari ini tidak hanya menjadi simbol sejarah dan budaya di Sumatera Utara.

Tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah Islam di Indonesia dan tradisi Kesultanan Melayu.  Keberadaan kesultanan ini menjadi bukti bagaimana sejarah dan tradisi dapat bertahan melewati berbagai tantangan dan tetap relevan di era modern.*

Kategori :