Setelah revolusi, Iran mengubah kebijakan luar negerinya menjadi lebih anti-Israel dan pro-Palestina.
Pemerintah baru Iran mulai mendukung gerakan-gerakan perlawanan Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam, dan menjadi kritis terhadap kebijakan Israel di wilayah Palestina.
Peningkatan Ketegangan di Era Modern
Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat seiring dengan perkembangan program nuklir Iran.
BACA JUGA:Kejagung Sita Sembilan Aset Milik Suwito Gunawan alias Awi dalam Kasus Korupsi Timah
Israel sangat khawatir tentang ambisi nuklir Iran, menganggapnya sebagai ancaman keamanan nasional.
Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman yang harus dihentikan dengan cara apa pun, termasuk tindakan militer.
Selain masalah nuklir, Iran dan Israel juga terlibat dalam konflik di berbagai medan di Timur Tengah, termasuk di Suriah, di mana keduanya mendukung pihak yang berseberangan.
Iran mendukung rezim Bashar al-Assad, sementara Israel mendukung kelompok pemberontak dan oposisi yang berusaha menggulingkan rezim.
BACA JUGA:7 Aplikasi Keuangan yang Akan Menyelamatkan Finansial Masa Depanmu? Ini Deretannya
Konflik Proksi dan Saling Serang
Kedua negara telah terlibat dalam konflik proksi di berbagai negara di Timur Tengah, dengan mendukung pihak-pihak berseberangan dalam konflik lokal.
Ini termasuk dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok Syiah di Lebanon, seperti Hezbollah, dan dukungan Israel terhadap pihak-pihak Sunni yang moderat.
Selain itu, Israel telah dilaporkan melancarkan serangan udara di Suriah untuk menghancurkan sasaran militer dan instalasi militer Iran.
Israel juga telah menargetkan konvoi senjata Iran yang dikirim ke kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut.