Rupiah Semakin Lesuh. Dolar Kian Melambung. Bakal Krisis Moneter Sepwrti 1998?

Jumat 19-04-2024,04:05 WIB
Reporter : Devi
Editor : Jukik

Dia mengatakan, pelemahan tren nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Terbaru, serangan balasan rudal balistik Iran ke wilayah Israel yang mengejutkan banyak pihak.

"Kalau konflik terus memanas dan meluas bukan tidak mungkin pelemahan berlanjut ke level tertinggi 1998," ujar Ariston saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Rabu (17/4/2024).

BACA JUGA:Sudah Finishing, Proyek Flyover Simpang Sekip Tak Lama Lagi Dibuka

Selain itu, Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/the Fed) Jerome Powell mengisyaratkan akan menunda pemangkasan suku bunga acuan AS. Ini karena inflasi AS yang masih sulit untuk dikendalikan.

"Sehingga ini bisa kembali mendorong penguatan dolar AS," tutur dia.

Beruntung kondisi fundamental perekonomian Indonesia saat ini lebih baik daripada krisis moneter pada 1998 silam. Di mana produk domestik bruto (PDB) masih tumbuh di kisaran 5 persen.

"(PDB) ini jauh di atas negara-negara lain, kemudian inflasi juga terjaga," kata Ariston.

BACA JUGA:Awas Drop! Begini Cara dan Solusi Atasi Batre Gampang Panas. Jangan Abaikan!

Meski demikian, pemerintah diminta untuk tetap menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap perekonomian Indonesia.

Sehingga, dapat menahan potensi pelemahan Rupiah lebih dalam akibat konflik Iran dan Israel.

"Ketika peristiwa eksternal yang jadi pemicu saat ini mereda, pasar kembali lagi masuk berinvestasi di Indonesia dan Rupiah bisa menguat lagi," tutur dia. * 

 

 

Artikel ini telah tayang di laman : https://www.liputan6.com › read › d... Dolar AS Makin Perkasa, Tekanan Rupiah Berpeluang Seperti Krisis Moneter 1998?

Kategori :