Meskipun demikian, KNKT masih terus menginvestigasi penyebab kelelahan sopir tersebut.
"Kita di dalam investigasi kita pengin melihat kenapa dia ngantuknya, apakah saat sebelum berangkat tidurnya kurang baik atau ada hal-hal lain, record kesehatannya seperti apa, kita lagi pelajari," jelas Soerjanto.
Keputusan untuk tidak mengganti sopir meski mengantuk menuai banyak kritik dari masyarakat.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai standar keselamatan operasional bus perusahaan tersebut.
BACA JUGA:3 Tips Memilih Merk Jam Tangan Wanita yang Bagus dengan Tepat
Rosalia Indah, sebagai salah satu perusahaan bus besar di Indonesia, seharusnya memiliki protokol keselamatan yang ketat untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh kelelahan sopir.
Kecelakaan ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan transportasi untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesejahteraan sopirnya.
Selain itu, KNKT juga menyoroti pola penugasan sopir bus Rosalia Indah.
Seharusnya, perusahaan memiliki sistem rotasi sopir yang efektif untuk mencegah kelelahan sopir selama perjalanan jarak jauh.
BACA JUGA:Pagaralam Kaya Akan Warisan Kebudayaan, Disdikbud Pagaralam Gelar Workshop Cagar Budaya
"Saya luruskan, jadi berangkat dari Jakarta itu (ada) dua sopir, itu standar yang ada di perusahaan itu," kata Soerjanto.
Peristiwa ini mengingatkan kita semua pentingnya keselamatan dalam transportasi darat, terutama dalam operasional bus antarkota.
Selain infrastruktur yang memadai, kesiapan dan kesejahteraan sopir adalah faktor kunci dalam mencegah kecelakaan.
Pihak terkait, termasuk perusahaan dan pemerintah, harus bekerja sama untuk memastikan keselamatan penumpang adalah prioritas utama.
BACA JUGA:Villa dan Hotel di Pagaralam Penuh Pesanan Selama Libur Idul Fitri
Kecelakaan ini juga mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dan memastikan kondisi fisik dan mental optimal sebelum mengemudi, terutama saat melakukan perjalanan jarak jauh.