PAGARALAMPOS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa sebanyak 132 rumah di Kepahiang, Bengkulu, telah terendam banjir akibat intensitas hujan yang tinggi.
Kejadian ini telah menimbulkan kerugian material dan mengganggu aktivitas masyarakat setempat. Banjir yang melanda Kepahiang ini disebabkan oleh curah hujan yang berlangsung selama beberapa hari terakhir.
Air hujan yang tidak kunjung berhenti mengakibatkan meluapnya sungai-sungai di sekitar daerah tersebut, serta terjadinya genangan air di beberapa wilayah permukiman.
BACA JUGA:CH-47F Block II Chinook Sukses Terbang Perdana, Punya Fitur Lebih Canggih Dan Terbang Lebih Jauh
Menurut informasi yang diperoleh dari BNPB, beberapa desa di Kepahiang yang paling parah terdampak antara lain Desa Air Rambai, Desa Air Kuning, dan Desa Air Putih.
Di Desa Air Rambai, sekitar 50 rumah terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Sementara itu, di Desa Air Kuning dan Desa Air Putih, masing-masing terdapat sekitar 40 rumah yang mengalami banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan instansi terkait untuk segera memberikan bantuan dan penanganan kepada korban banjir.
Tim dari BNPB dan BPBD Bengkulu telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pendataan korban dan menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Salah satu warga Desa Air Rambai, Siti Rahayu (45), mengungkapkan kesedihannya terhadap musibah banjir yang menimpa rumahnya.
"Kami tidak pernah menyangka banjir akan datang secepat ini. Air masuk dengan cepat dan merendam seluruh rumah kami," ujar Siti Rahayu. Selain kerugian material, banjir juga mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, seperti transportasi, pendidikan, dan perekonomian.
BACA JUGA:Mengudara Tinggi, FIFA Mengakui Lonjakan Pesat Sepakbola Indonesia
Beberapa jalan utama di Kepahiang tergenang air, sehingga menghambat akses transportasi antar desa.
Selain itu, beberapa sekolah juga terpaksa libur karena kondisi banjir yang mengancam keselamatan siswa dan guru. Dampak ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat setempat.
Banyak pedagang dan petani yang kehilangan hasil panen dan barang dagangannya akibat terendam banjir.