Kinich Ahau dikaitkan dengan kemakmuran dan ketertiban. Saudaranya Chak Ek – bintang pagi, yang sekarang kita kenal sebagai planet Venus – dikaitkan dengan perang dan perselisihan. Mereka memiliki hubungan yang bermusuhan, berjuang untuk supremasi.
Pertarungan mereka bisa disaksikan di surga. Saat gerhana matahari, planet, bintang, dan terkadang komet dapat terlihat secara totalitas. Jika diposisikan dengan benar, Venus akan bersinar terang di dekat gerhana Matahari.
BACA JUGA:Mengulik Fakta Menarik Gerhana Matahari Total Sebelum Lebaran 2024
Suku Maya menafsirkannya sebagai serangan Chak Ek. Hal ini ditunjukkan dalam Kodeks Dresden dan Kodeks Madrid, buku lipat Maya lainnya dari akhir abad ke-15.
Dengan Kinich Ahau — Matahari — tersembunyi di balik Bulan, suku Maya percaya dia sedang sekarat. Ritual pembaruan diperlukan untuk memulihkan keseimbangan dan mengembalikannya ke jalur yang benar.
Bangsawan, khususnya raja, melakukan pengurbanan pertumpahan darah. Ia menusuk tubuh dan mengumpulkan tetesan darah untuk dibakar sebagai persembahan kepada dewa matahari.
Darah para raja ini adalah bentuk pengurbanan tertinggi, yang bertujuan untuk memperkuat Kinich Ahau. Maya percaya para dewa pencipta telah memberikan darah mereka dan mencampurkannya dengan adonan jagung untuk menciptakan manusia pertama.
BACA JUGA:Fenomena Langka! Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Sebelum Lebaran 2024
Pada gilirannya, kaum bangsawan memberikan sebagian kecil dari kekuatan hidup mereka untuk memberi makan para dewa.
Bagi bangsa Maya, gerhana matahari total menjadi kesempatan tidak hanya untuk melihat ke atas tetapi juga untuk mempertimbangkan masa lalu dan masa depan.
Untuk beberapa saat, waktu seolah-olah berhenti, semua mata tertuju ke angkasa, dan menyatu. Mereka berharap Kinich Ahau akan hadir di langit tak berawan dan menaklukkan Venus. (*)
https://nationalgeographic.grid.id/read/134060946/gerhana-matahari-dan-kisah-matahari-yang-sekarat-dalam-peradaban-maya?page=2