PAGARALAMPOS.COM – Hari Moyang merupakan perayaan yang penuh makna bagi Suku Temuan di Semenanjung Malaysia.
Artikel ini akan membahas arti dan signifikansi perayaan tersebut, mulai dari sejarahnya hingga ritual-ritual yang dilaksanakan, serta bagaimana tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Suku Temuan.
Perayaan Hari Moyang, dikenal juga sebagai 'Aik Muyang', diadakan setiap tahun dari bulan Desember hingga Januari, dengan tanggal yang berbeda-beda tergantung pada lokasi komunitas.
Perayaan ini merupakan ungkapan penghormatan dan terima kasih kepada roh nenek moyang yang dianggap memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada generasi saat ini.
BACA JUGA:Lagi Booming di Bandung, 9 Wisata Hits di 2024
BACA JUGA:Menelusuri Bendungan Kuningan: Wisata Keluarga di Jawa Barat yang Menawan
Suku Temuan, salah satu kelompok Orang Asli terbesar di Semenanjung Malaysia, melaksanakan perayaan ini dengan penuh penghormatan.
Ritual dan sembahyang dilakukan di lokasi pemakaman nenek moyang mereka. Tradisi ini mencerminkan kedekatan mereka dengan spiritualitas dan hubungan mereka dengan leluhur yang dianggap sebagai penjaga dan pemberi kehidupan.
Di Selangor, beberapa komunitas Temuan seperti di Pulau Kempas, Busut Baru, dan Hulu Kuang merayakan Hari Moyang dengan cara yang khas.
Menurut Rahman Pahat, Tok Batin dari Kampung Orang Asli Pulau Kempas, perayaan ini merupakan waktu untuk bersyukur atas perlindungan dan berkat dari roh nenek moyang.
BACA JUGA:Pesona Alam Bandar Lampung: 5 Tempat Wisata dengan Pemandangan yang Mengagumkan
BACA JUGA:Rasakan Kesegaran Maksimal di 8 Destinasi Wisata Air Terbaik Bandung
Upacara melibatkan pembersihan makam dan penyajian berbagai hidangan sebagai bentuk penghormatan.
Samsul Anak Senin, Ketua Majlis Pengurusan Komuniti Orang Asli Busut Baru, menambahkan bahwa tanggal perayaan bervariasi antar kampung untuk menghindari bentrokan jadwal.
Hal ini memungkinkan warga kampung untuk saling mengunjungi selama periode perayaan.