Menteri Pendidikan Nadiem Makarim Wajibkan Bahasa Inggris di SD, Apa Kata Pakar?

Senin 08-04-2024,12:43 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

Selain manfaat langsung dalam komunikasi, belajar bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, memiliki banyak keuntungan lainnya.

Sri Lestari menjelaskan bahwa mempelajari bahasa asing dapat melatih otak, meningkatkan kreativitas, kemampuan akademik, serta kemampuan pemecahan masalah.

Dari sisi sosial, anak-anak yang memiliki kemampuan bahasa asing dianggap memiliki pikiran yang lebih terbuka dan empatik.

Meskipun demikian, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran.

BACA JUGA:Redam Pengaruh Cina Di Oseania, AS Perluas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut Di Papua Nugini

Banyak yang bertanya-tanya apakah penguasaan Bahasa Inggris sejak dini akan mengganggu penguasaan Bahasa Indonesia atau bahasa Ibu mereka.

Tari menanggapi bahwa asalkan penggunaan kedua bahasa tersebut seimbang, kekhawatiran tersebut tidak relevan.

"Anak juga masih perlu untuk terus diajak berkomunikasi dengan bahasa Ibu mereka di samping belajar bahasa asing," katanya.

Dalam menghadapi kebijakan baru ini, Sri Lestari menekankan pentingnya pengelolaan pembelajaran bahasa Inggris yang baik, mulai dari kurikulum, bahan ajar, hingga strategi pembelajaran.

BACA JUGA:Operasi Ketupat 2024 Hari Ke-4, Polisi Terekam 213 Kecelakaan dan 5.978 Pelanggar Lalin

Hal ini penting mengingat siswa yang dituntut untuk menguasai dua bahasa mungkin akan menghadapi beban akademis tambahan.

Secara keseluruhan, kebijakan baru yang mewajibkan mata pelajaran Bahasa Inggris di SD dan sederajat di Indonesia mendapat respons yang beragam.

Meskipun ada kekhawatiran yang muncul, banyak pakar pendidikan yang melihat potensi positif dari kebijakan ini jika dikelola dengan baik dan seimbang.

Sebagai negara yang tengah berkembang dan berintegrasi dalam dunia global, langkah ini dapat menjadi investasi penting dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan global di masa depan. *

 

 

Kategori :