Tujuannya adalah agar harga tidak terlalu turun drastis saat panen raya yang sedang berlangsung.
Presiden Jokowi sendiri telah mengingatkan bahwa harga di tingkat petani tidak boleh jatuh terlalu dalam saat panen raya.
Terkait proyeksi panen, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa potensi luas panen padi dari Maret hingga Mei 2024 cukup besar, dengan total produksi beras mencapai 12,08 juta ton.
Namun, tantangan utama saat ini adalah menjaga harga di tingkat petani dan memastikan bahwa nilai tukar petani tetap stabil.
BACA JUGA:Lebaran Pengen Ganti Gaya Rambut? Ini Rekomendasi Pas Buat Kamu
Dalam laporan terbarunya, BPS menyatakan bahwa indeks Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan di Maret 2024, tetapi inflasi beras mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Inflasi beras di Maret 2024 hanya sebesar 2,06% dibandingkan 5,32% pada Februari 2024.
Secara keseluruhan, keputusan fleksibilitas harga gabah dan beras yang diambil oleh pemerintah diharapkan dapat memberikan keseimbangan antara kepentingan petani dan konsumen.
Dengan harga yang lebih stabil dan terjangkau, diharapkan perekonomian sektor pertanian dapat terjaga dan konsumen tetap mendapatkan pasokan beras yang cukup dan terjangkau. *