PAGARALAMPOS.COM - Timnas Indonesia saat ini sedang menikmati puncak kejayaannya setelah penampilan gemilang di Piala Asia 2023 dan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Di balik keberhasilan tersebut, banyak pemain andalan yang berdarah keturunan seperti Thom Haye, Jay Idzes, Justin Hubner, dan Ragnar Oratmangoen.
Kebijakan naturalisasi ini, meski mendapat banyak pujian, juga menarik kritik dari beberapa pihak, termasuk gelandang PSBS Biak, Muhammad Tahir.
Dalam wawancaranya dengan pengamat sepak bola, Akmal Marhali, Tahir mengungkapkan pandangannya tentang kebijakan naturalisasi yang dianggapnya telah mengurangi kesempatan bagi pemain lokal.
BACA JUGA:Malaysia Gratis, Indonesia? Diskon, Tidak Ada Tol Gratis Selama Lebaran dan Arus Balik
"Sekarang terlalu banyak naturalisasi. Bukannya gak sehat, tapi kasihan kepada pemain lokal. Kita adakan kompetisi dalam negeri gunanya apa?" kata Tahir.
Menurut Tahir, kualitas pemain lokal tidak kalah dengan pemain keturunan yang di-naturalisasi.
Ia percaya bahwa jika diadakan uji coba antara pemain lokal dan pemain naturalisasi, pemain lokal akan mampu bersaing dan bahkan menang.
"Kita cuma kalah karena mereka main di luar negeri, kita di dalam negeri. Kalah itu saja. Kalau kualitas, kita 11-12 dengan mereka. Gak kalah jauh," ujarnya.
BACA JUGA:Wujudkan Sumsel MAPAN 2045, Peluang Besar Sumsel sebagai Pelopor Pembangunan Hijau
Tahir bahkan menantang PSSI untuk mengadakan uji coba seperti itu.
"Coba aja PSSI bikin, uji coba antara lokal kontra naturalisasi. Saya yakin menang karena kebanggaan lambang Garuda di dada," tambahnya.
Namun, apa yang membuat kritik Tahir terdengar sedikit ironis adalah pengalamannya sendiri dengan timnas Indonesia.
Tahir, yang sekarang berusia 30 tahun, sebenarnya pernah dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia oleh pelatih Simon McMenemy pada kualifikasi Piala Dunia 2022 tahun 2019 lalu.
BACA JUGA:Artefak Nabi Adam Sulit Ditemukan, Ka' bah Bukti Nyata Bertali Dengan Manusia Pertama di Bumi