Masyarakat dimudahkan untuk bercocok tanam karena letak wilayah mereka dekat Sungai Mahakam. Kegiatan ini juga dijadikan sebagai mata pencaharian utama mereka selain beternak dan berdagang.
BACA JUGA:Penemuan Bersejarah: Menggali Kebenaran di Balik Prasasti Usia 30.000 Tahun di Sacsayhuamán
BACA JUGA:Jejak Peradaban Romawi: Temuan Arsip dan Stempel Bersejarah di Turki
Sistem penarikan hadiah yang diterapkan oleh Kerajaan Kutai kepada raja pedagang luar yang bertransaksi di wilayah kerajaan mampu menarik pemasukan dari sumber lain dan dapat memperkaya wilayah kerajaan.
Aspek sosial
Di Kerajaan Kutai, masyarakat mampu menguasai bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Hal ini menandakan bahwa mereka termasuk golongan terdidik yang dinamakan Golongan Brahmana dan Ksatria.
Aspek politik
Selama masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik kerajaan terjaga dengan baik dan menjadi kekuatan terbesar yang berpengaruh signifikan terhadap aspek lainnya.
BACA JUGA:Inilah Sejarah Candi Megah di Dalam Akar Pohon Raksasa yang Menyimpan Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Lukisan Prasejarah di Situs Purbakala Tapurarang
Aspek agama
Kekentalan keyakinan luhur di Kerajaan Kutai dibuktikan dengan adanya prasasti Yupa yang berbentuk seperti tugu batu. Asal usul prasasti ini adalah dari nenek moyang di zaman Megalitikum.
Keberhasilan Raja Mulawarman untuk menyatukan kehidupan penganut agama Hindu siwa dan golongan brahmana, serta mampu menciptakan kebebasan memilih agama Hindu dengan bermacam-macam alirannya.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Dikutip dari jurnal Ri'ayah, awal terjadinya pergeseran politik di Jawa pada abad ke-4 Masehi menyebabkan keruntuhan Kerajaan Kutai. Para perantau yang berasal dari Jawa mengarungi lautan dan tiba di daerah ini.
BACA JUGA:Mengulik Misteri dan Sejarah di Bangunnya Piramida Zaman Dahulu