Kapal-kapal itu bernama Jung Jawa lengkap dengan meriam Cet Bang.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Perkereta Apian Indonesia! Inilah Sekilas Jejak Museum Kereta Api Ambarawa
BACA JUGA:Mengenal Jejak Sejarah Berdirinya Museum Kereta Api Ambarawa
Mpu Nala yang saat itu menjabat sebagai pimpinan panglima perang Kerajaan Majapahit tercatat dalam Kakawin Nagarakertagama.
Tak hanya itu, nama Mpu Nala juga ada dalam Prasasti Prapancasarapura, Prasasti Batur, Prasasti Bendosari, Prasasti Palungan hingga Prasasti Sekar.
Mpu Nala juga terkenal dengan nama Laksamana Nala yang sering berada di sekitar Pelabuhan Ujung Galuh.
Pelabuhan Ujung Galuh yang dahulu adalah pangkalan Angkatan Laut milik milik Kerajaan Majapahit kini berubah nama menjadi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dari Penemuan Kapak Tangan Purba yang Berusia 200 Ribu Tahun di Utara Arab Saudi
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Peradaban Melalui Temuan Kerangka Manusia Tertua di Vietnam
Mpu Nala dikenal sebagai salah satu penganut ajaran Buddha.
Mpu Nala disebut-sebut menjadi salah satu orang yang berhasil menaklukkan salah satu wilayah yang ada di Pulau Sumbawa.
Pulau Sumbawa itu juga menjadi salah satu daerah yang tertulis dalam Sumpah Palapa milik Gajah Mada.
Tak hanya sebagai penguasa laut, Mpu Nala juga dikenal sebagai panglima perang Kerajaan Majapahit yang di segala tempat, baik darat hingga lautan.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Penemuan Kerangka Manusia Tertua Berusia 10 Ribu Tahun
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Ratu Kalinyamat Sang Pahlawan dari Jepara Penguasa Pesisir Utara Jawa
Mpu Nala ini sudah hidup sejak zaman Patih Gajah Mada.