PAGARALAMPOS.COM - Apa yang kerap ditampilkan di film sci-fi sepertinya bakal terealisasi dalam dunia nyata, yakni drone yang bisa membelah atau memecah menjadi beberapa drone yang lebih kecil untuk melumpuhkan pertahanan lawan.
Persisnya ilmuwan Cina dilaporkan telah mengembangkan drone militer yang mampu dengan cepat terbelah menjadi enam unit terpisah di udara.
Drone ini menandai terobosan dalam teknologi pemisahan drone di udara dan dapat mengubah jalannya peperangan di masa depan. Seperti dikutip South China Morning Post, drone baru ini lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan drone multirotor tradisional.
Dan memiliki kemampuan untuk menjatuhkan lawan dengan ‘berkembang biak’ secara tak terduga menjadi kelompok besar di medan perang, hal ini dituturkan oleh para ilmuwan dari Nanjing University of Aeronautics and Astronautics.
Desain drone yang dapat memecah di udara ini terinspirasi oleh struktur biji maple, bijinya hanya memiliki satu bilah, baik jika digabungkan maupun dibelah.
Foto.: Drone Kamikaze.-Ilmuwan Cina Kembangkan Drone Kamikaze Camggih, Bisa Membelah Jadi Enam di Udara-Indomiliter.com
Mereka dapat terbang bebas seperti drone standar dan berkomunikasi untuk menjalankan misi yang kompleks.
Meskipun bentuknya tidak biasa, drone ini memiliki efisiensi penerbangan hampir dua kali lipat dibandingkan drone multirotor berukuran serupa, kata para ilmuwan dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Acta Aeronautica et Astronautica Sinica bulan lalu.
Para ilmuwan mengatakan bahwa seorang prajurit yang dilengkapi dengan beberapa drone dapat membongkar drone tersebut untuk menyelesaikan berbagai misi, sehingga memberikan pasukan Cina keunggulan taktis dibandingkan lawan-lawannya.
BACA JUGA:Drone Kamikaze Hancurkan C-130H Hercules AU Sudan Yang Sedang Mendarat, Kondisinya Begini
“Misi utama drone ini adalah kemampuan untuk mengacaukan respons sistem pertahanan udara lawan,” dalam keterangan Will Shumate, Asisten Peneliti Kebijakan Tiongkok.
Teknologi, dan keamanan di RAND. Ketika drone terdeteksi, sistem pertahanan mengerahkan sejumlah sumber daya yang sebanding dengan ancamannya.
"Jika ancaman itu tiba-tiba berlipat ganda, hal ini memberikan peluang untuk membebani sumber daya pertahanan udara yang dikerahkan,” kata Shumate.
Jika drone siap dikerahkan dan konflik terjadi hari ini, hal itu bisa menjadi pengubah permainan taktis,” tambahnya. Namun, Shumate yakin hal itu tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.