Tahun 1568, Sunan Prapen memelopori pertemuan antara Raja Pajang dengan Raja Surabaya Panji Wiryakrama, untuk mengakui Raja Pajang sebagai maharaja. Kemudian, Panji Wiryakrama menikah dengan putri Adiwijaya sebagai tanda ikatan politik.
Sunan Prapen juga melantik Mbah Lamong sebagai raja. Kemudian pada 1569, Sunan Prapen menetapkan wilayah Kranggan Lamongan ditingkatkan menjadi Kadipaten.
Pada tahun yang sama, Ranga Hadi dilantik sebagai Adipati Lamongan dengan gelar Tumenggung Surajaya.
Peristiwa-peristiwa tersebut membuktikan kekuasaan dan pengaruh Sunan Prapen terhadap para penguasa di tanah Jawa.
BACA JUGA:Menghormati Tradisi dan Menemukan Sejarah di Timur Tengah, Arkelog Arab Dilarang Lakukan Ini
BACA JUGA:Kampung Tua Bakkara, Jejak Sejarah Dinasti Sisingamangaraja di Tanah Batak Toba
Keputusan-keputusan yang telah ditetapkannya mendapatkan pengakuan dari para penguasa Jawa.
Pada 1606 M, kepemimpinannya berakhir saat ia meninggal dunia di daerah Prapen.
Sunan Prapen disemayamkan di Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, atau sekitar 200 meter dari makam Sunan Giri.
Jejak Peninggalan Sunan Prapen
Mengutip jurnal berjudul Sunan Prapen: Sosok Pendakwah Besar Yang Terpinggirkan karya Sitti Zulaihah, Sunan Prapen adalah sosok raja Islam sekaligus pendakwah yang mempunyai kecerdasan luar biasa.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah dan Misteri Hubungan Kuda dan Manusia Dalam Kehidupan Bangsa Viking
BACA JUGA:Sejarah Bajak Laut di Kekaisaran Tiongkok, Berlayar Bersama Armada 80.000 Perompak
Berikut bukti peninggalan Sunan Prapen.
1. Keris Suro Angun-Angun
Keris ini diperkirakan dibuat pada 1503 Saka atau 1581 Masehi. Saat ini, benda itu disimpan di area makam Sunan Giri.