PAGARALAMPOS.COM - Di tengah sawah yang menguning di Desa Tegur Wangi, Pagaralam, Sumatera Selatan, berdiri megah sebuah rumah adat yang memiliki keunikan tersendiri, Ghumah Baghi atau yang dikenal sebagai Rumah Baghi.
Rumah ini bukan hanya sekedar tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya, sejarah, dan status sosial masyarakat Besemah.
Rumah Baghi, yang telah berdiri sejak beratus-ratus tahun lalu, menampilkan ciri khas atap yang meruncing mirip tanduk.
Meski memiliki kemiripan dengan rumah adat Minang atau Toraja, rumah Baghi memiliki keunikan tersendiri dengan atap yang terbuat dari ijuk atau serabut pohon aren dan kerangka bambu.
BACA JUGA:Akses Talang Kamsir Amblas, Menghambat Mobilitas Warga dan Ponpes, PUPR : Perbaikan Melalui CSR
BACA JUGA:REPLY 1988 Drakor Terbaik Sepanjang masa, intip Sinopsis dan Daftar Pemainnya Disini
Konstruksi rumah ini juga menarik, dengan semua bagian dihubungkan oleh pasak tanpa menggunakan paku.
Salah satu ciri khas menarik lainnya dari Rumah Baghi adalah absennya jendela dan hanya memiliki satu pintu di tengah-tengah.
Namun, meski tanpa sekat, rumah ini memiliki dua tingkat lantai yang menunjukkan perbedaan status sosial berdasarkan garis keturunan.
Lantai atas diperuntukkan bagi keluarga dari garis keturunan laki-laki, sementara lantai bawah untuk keturunan perempuan.
BACA JUGA:Yuk Simak Sinopsis Film Adagium, Kisah Cinta Segitiga dan Konflik Negara
BACA JUGA:Sinopsis Drama Crash Course in Romance, Romansa Guru dan Mantan Atlet, Nonton Yuk
Menurut H Musa, pemilik satu-satunya Rumah Baghi yang tersisa, ukuran rumah ini bukan hanya sekedar ukuran fisik, tetapi juga menjadi penunjuk status sosial pemiliknya.