Masalah yang terjadi pada keluarga Putri bermula ketika Eyang Susana melakukan ritual pesugihan.
Ia juga mengikat perjanjian bersama dengan iblis Jaran Panoleh.
Akibat dari pesugihan dan perjanjian itu, keselamatan seluruh keluarga Putri menjadi terancam.
BACA JUGA:Buka Rakernis Gabungan 5 Divisi Satker Polri, Kapolri Sampaikan Arahan Ini
Hal ini akan menjadi konflik dalam sinopsis Anak Titipan Setan.
Pesugihan Jaran Penoleh
Fakta menarik dari sinopsis Anak Titipan Setan akan mengangkat kisah urban legend tentang pesugihan Jaran Penoleh atau Kuda Menoleh.
Hal ini merupakan kebiasaan masyarakat Jawa yang ingin mendapatkan harta dengan cara instan.
BACA JUGA:Jalankan Proses Pendidikan Efektif dan Berkualitas, Pelaksanaan AMBA di MAN 1 Pagar Alam Sukses
Pada film ini, fokus ceritanya tentang tumbal dari pesugihan yang dilakukan oleh Eyang Susana.
Puncak konflik dari film ini ketika Eyang Susana dan seluruh keluarganya tak terkecuali Putri sebagai penentu untuk memecahkan misteri pesugihan tersebut.
Menurut Erwin Arnada selaku sutradara film, sempat menjelaskan arti Jaran Penoleh yang sebenarnya.
Ternyata, Jaran Penoleh merupakan sebutan seorang pangeran yang memiliki hati mulia dan terkenal baik kepada masyarakat.
Sayangnya, hal tersebut justru disalah artikan oleh masyarakat sebagai simbol pesugihan.
Menariknya lagi, kisah pesugihan Jaran Penoleh ini merupakan tugas jurnalistik milik Erwin Arnada.