BACA JUGA:First Kill, Frigat FREMM AL Perancis Tembak Jatuh Drone Kamikaze di Laut Merah
Kekerasan tersebut telah memicu kekejaman yang didorong oleh etnis di Darfur dan memicu krisis kemanusiaan.
Dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang ditandai dengan pengungsian massal dan penderitaan yang meluas.
Meskipun RSF pada awalnya memperoleh keuntungan, perkembangan terkini menunjukkan adanya pergeseran dalam dinamika militer, dengan tentara merebut kembali wilayah di wilayah strategis seperti Omdurman.
Ketika konflik terus berlanjut dan meningkat, jumlah korban kemanusiaan terus meningkat, memperburuk penderitaan warga sipil yang terjebak dalam baku tembak.
BACA JUGA:Main Battle Tank Rusia Punya Volnorez, Sistem Jammer Anti Drone Kamikaze FPV
Penggunaan teknologi drone FPV menggarisbawahi perkembangan taktik yang digunakan oleh kelompok bersenjata, sehingga menimbulkan tantangan baru bagi pasukan keamanan dan organisasi kemanusiaan.
Arsenal Angkatan Udara Sudan didominasi oleh pesawat buatan Soviet/Rusia. Untuk segmen pesawat angkut, Angkatan Udara Sudan mengoperasikan Ilyushin Il-76, Antonov An-12, An-26 dan An-30.
Sementara untuk pesawat angkut buatan AS/Barat, adalah dua unit C-130H Hercules dan DHC-5 Buffalo. Dan C-130H yang dihancurkan drone kamikaze, rupanya satu-satunya C-130 yang operasional di aset Angkatan Udara Sudan. (*)