PAGARALAMPOS.COM - Serangan drone kamikaze telah menyasar beragam target. Salah satu yang paling fenomenal adalah serangan drone kamikaze FPV (First Person View) Ukraina.
Yang menargetkan pesawat Airborne Early Warning and Control (AEW&C)/AWACS Rusia Beriev A-50 saat tengah diparkir di Pangkalan Udara Machulishchy, Belarusia.
Nah, belum lama ini beredar kabar, untuk pertama kalinya pesawat angkut berat C-130 Hercules menjadi korban keganasan drone kamikaze.
Dan detik-detik serangan tersebut terekam dalam video pendek yang beredar di media sosial.
BACA JUGA:Halau Serangan Drone Kamikaze, AS Borong Coyote Block 2 Loitering Munition Interceptors
Pasukan paramiliter Sudan menggunakan drone kamikaze untuk menyerang C-130H Hercules Angkatan Udara Sudan yang baru saja melakukan pendaratan dan tengah taxii di pangkalan udara Wadi Seidna di Khartoum.
Paramiliter Sudan Rapid Support Forces (RSF) mengaku bertanggung jawab atas serangan drone FPV tersebut.
Foto : Serangan drone kamikaze mengenai Pesawat AU Sudan.-Drone Kamikaze Hancurkan C-130H Hercules AU Sudan Yang Sedang Mendarat, Kondisinya Begini-Google.com
Pesawat yang sedang taxiing (taxi) di landasan dapat menjadi sasaran empuk untuk serangan udara. Saat pesawat bergerak di darat, khususnya saat melakukan taxi menuju landasan pacu atau setelah mendarat.
Pesawat menjadi rentan terhadap serangan udara karena kecepatannya yang rendah dan kurangnya perlindungan seperti yang ada di udara.
BACA JUGA:Jadi Mimpi Buruk Pasukan Ukraina, Drone Kamikaze Rusia Bawa Roket Termobarik TBG-7V
Oleh karena itu, dalam situasi konflik atau serangan udara, pesawat yang sedang taxi mungkin menjadi target bagi pihak yang ingin menyerang bandara atau pangkalan udara
Ketegangan antara militer Sudan dan RSF telah meningkat sejak pertengahan April 2023, dipicu oleh perselisihan mengenai transisi ke pemerintahan sipil.
Perselisihan tersebut bermula dari kudeta yang dilakukan oleh kedua faksi pada tahun 2021, yang menggagalkan upaya untuk melembagakan reformasi setelah tergulingnya mantan pemimpin otokratis Omar al-Bashir pada tahun 2019.
Sepanjang konflik yang berkepanjangan, tentara Sudan telah menghadapi tantangan yang signifikan, yang menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi ibu kota dan wilayah sekitarnya.