PAGARALAMPOS.COM - Ketika mengunjungi Thailand, mungkin Anda akan berkesempatan melihat Long Neck Karen Village. Di sini, Anda bisa bertemu dengan wanita dari suku Karen yang terkenal dengan leher panjang mereka karena tumpukan kalung kuningan.
Siapakah mereka dan apa tujuan di balik tradisi ini? Suku Karen terbagi menjadi empat grup besar: Sgaw (Karen Putih), Po (Karen Merah), Pa-O, dan Kayah. Karen Long Neck, atau Kayan Lahwi, adalah bagian dari Karen Merah. Mereka berasal dari Myanmar dan banyak yang melarikan diri ke Thailand sebagai pengungsi akibat konflik internal.
Wanita suku Karen Long Neck mulai mengenakan kalung kuningan sejak usia dini. Kalung ini menurunkan tulang selangka dan rusuk, menciptakan ilusi leher yang lebih panjang.
Berikut beberapa teori mengenai tujuan tradisi ini:
1. Perlindungan dari Hewan Buas:
Teori ini menyatakan bahwa kalung kuningan melindungi leher dari serangan hewan buas seperti singa dan macan.
2. Pencegahan Penculikan:
Menurut Sinchi Foundation, kalung tersebut juga berfungsi untuk mengurangi risiko penculikan oleh pria dari suku lain.
3. Standar Kecantikan:
Saat ini, leher panjang dianggap sebagai simbol kecantikan di kalangan suku Karen.
4. Pemeliharaan Tradisi:
Meskipun ada risiko kesehatan, tradisi ini tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas dan budaya suku Karen, serta sebagai daya tarik wisatawan yang mendatangkan pemasukan.
Tradisi leher panjang suku Karen Long Neck adalah contoh unik dari kekayaan budaya yang ada di Thailand. Menarik, bukan?