Namun, pertanyaan yang muncul di tengah kondisi keuangan yang sedang tidak stabil ini adalah bagaimana nasib para driver ojol yang berharap menerima THR dalam waktu dekat.
Sebagai perusahaan yang menjadi platform bagi ribuan pekerja informal, khususnya di sektor transportasi, tanggung jawab sosial dan keberlanjutan GOTO menjadi sorotan.
Di satu sisi, Gojek sebagai bagian dari GOTO memiliki peran penting dalam ekosistem perekonomian digital Indonesia.
Namun, di sisi lain, kewajiban untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan pekerja di tengah kondisi keuangan yang sulit menjadi ujian bagi perusahaan tersebut.
Dalam konteks ini, penting untuk mencatat bahwa pembayaran THR bukan hanya masalah kewajiban hukum semata, tetapi juga tentang moralitas dan keadilan.
Para driver ojol telah berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Gojek, dan sebagai imbalannya, mereka memiliki harapan untuk mendapatkan kompensasi yang layak, termasuk THR, terutama di tengah pandemi yang telah memperparah kondisi ekonomi bagi banyak orang.
Namun, dampak dari kerugian finansial yang signifikan dapat menghambat kemampuan GOTO untuk memenuhi kewajibannya terhadap para pekerjanya.
Dalam situasi di mana perusahaan menghadapi tekanan keuangan, keputusan terkait alokasi sumber daya menjadi semakin rumit, dan seringkali pekerja adalah pihak yang paling rentan terhadap pemangkasan biaya.
BACA JUGA:Seruan Kewaspadaan! DBD Mengintai, Masyarakat Diimbau Mengenali Ciri-cirinya
Sehubungan dengan hal ini, terbuka peluang bagi GOTO untuk menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan pekerja dengan mengutamakan pembayaran THR sebagai langkah awal untuk memperbaiki hubungan dengan para pekerja dan membangun kepercayaan kembali dari masyarakat.
Selain itu, penting juga bagi regulator untuk mengawasi implementasi kebijakan terkait pembayaran THR secara ketat, serta memberikan perlindungan hukum bagi pekerja jika terjadi pelanggaran.
Keseimbangan antara kepentingan bisnis dan keadilan sosial harus dijaga agar tidak ada pihak yang dirugikan dalam proses ini.
Dengan demikian, situasi ini tidak hanya menjadi ujian bagi GOTO sebagai perusahaan, tetapi juga bagi keseluruhan ekosistem bisnis digital Indonesia.
BACA JUGA:Dibalik Kemewahannya! Inilah Sejarah Jam Tangan Rolex Asal Swiss Sejak Tahun 1905
Bagaimana sikap GOTO dalam menghadapi tantangan ini akan menjadi cermin bagi komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip keadilan, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial korporat. *