Mengungkap 7 Tradisi Penuh Kontroversi dari Bangsa Maya Kuno

Jumat 19-07-2024,15:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Suku Maya adalah salah satu peradaban kuno yang mencapai puncaknya pada periode Klasik, sekitar tahun 300 hingga 900 M.

Mereka mengembangkan sistem pertanian, peternakan, dan teknik konstruksi yang canggih, yang terlihat dari banyaknya piramida yang tersisa di seluruh Amerika Tengah. Monumen-monumen ini diperkirakan berasal dari sekitar 1000 SM hingga 1500 Masehi.

Peradaban Maya, yang terletak di Mesoamerika, dikenal karena sistem aksara hieroglifnya, serta kontribusinya dalam bidang seni, arsitektur, matematika, kalender, dan astronomi.

1. Kepedulian terhadap Penampilan Fisik

Para bangsawan Maya sangat peduli dengan penampilan fisik, termasuk preferensi terhadap mata juling dan dahi yang datar.

BACA JUGA:Lagi Booming di Bandung, 9 Wisata Hits di 2024

BACA JUGA:Menelusuri Bendungan Kuningan: Wisata Keluarga di Jawa Barat yang Menawan

Mereka menggunakan berbagai metode seperti memberikan benda berat di atas kepala bayi untuk menciptakan mata juling dan menekan dahi bayi dengan papan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.

2. Permainan dan Konsekuensinya

Salah satu permainan populer di kalangan suku Maya adalah Mesoamerican Ball game, yang mirip dengan bola takraw dan menggunakan bola batu berat.

Selain risiko cedera dari permainan itu sendiri, anggota tim yang kalah sering kali menghadapi hukuman berat berupa pemenggalan kepala.

BACA JUGA:Pesona Alam Bandar Lampung: 5 Tempat Wisata dengan Pemandangan yang Mengagumkan

BACA JUGA:Rasakan Kesegaran Maksimal di 8 Destinasi Wisata Air Terbaik Bandung

3. Ritual Pengorbanan Manusia

Ritual pengorbanan manusia dalam budaya Maya sangat brutal. Korban, yang biasanya adalah budak atau tahanan, bisa dibunuh dengan berbagai cara, termasuk dengan memotong jantung mereka di depan khalayak ramai setelah dicat dan dipakaikan kostum khusus.

Kategori :