Sementara banyak yang mungkin melihat perubahan ini sebagai langkah menuju penyederhanaan dan percepatan proses pemilihan, yang lain mungkin menyatakan kekhawatiran tentang potensi hilangnya representasi yang lebih luas.
Pertanyaan tentang apakah keputusan ini benar-benar mencerminkan keinginan dan kepentingan rakyat akan tetap menjadi fokus perdebatan.
Dengan demikian, penghapusan aturan dua putaran dalam pilkada Jakarta telah menciptakan gelombang perubahan yang akan terus dirasakan dalam politik lokal dan mungkin juga dalam politik nasional Indonesia.
BACA JUGA:Mengenal Suku Tutari, Memiliki Jejak Peninggalan Megalitikum Yang Unik di Papua
Hanya waktu yang akan menentukan bagaimana perubahan ini akan berdampak pada dinamika politik dan representasi demokratis di negara ini. *