PAGARALAMPOS.COM - Dalam dunia arkeologi, penemuan prasasti kuno di situs suci Sacsayhuamán telah menjadi subjek kontroversial yang memicu debat yang sengit.
Prasasti berusia 30.000 tahun ini telah mengguncang pemahaman kita tentang sejarah zaman batu dan memunculkan pertanyaan yang mendalam tentang peradaban kuno.
Namun, di balik kontroversi tersebut, ada penjelasan yang menarik tentang bagaimana temuan ini dapat mengubah paradigma sejarah manusia.
Mari kita telaah lebih jauh tentang makna dan implikasi dari penemuan yang menggetarkan dunia ini.
BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093
Sebuah temuan mengejutkan di situs suci Sacsayhuamán, di Pegunungan Andes, Kota Cusco, mengubah pandangan sejarah zaman batu.
Prasasti kuno yang diduga berusia 30.000 tahun muncul dalam teori kontroversial Dr. Derek Cunningham, seorang peneliti yang memperdebatkan asal usul pengetahuan astronomi kuno.
Sacsayhuamán, dengan misteri besar yang masih disimpannya, menarik perhatian para peneliti sejak lama.
Bagaimana batu-batu raksasanya diangkut ke puncak gunung tetap menjadi misteri belum terpecahkan.
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!
BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!
Namun, temuan prasasti kuno ini membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang peradaban zaman batu.
Teori Cunningham menyoroti sudut-sudut batu di Sacsayhuamán, menghubungkannya dengan pengetahuan astronomi kuno Suku Inca.
Ia mengusulkan bahwa pola sudut batu mencerminkan pengetahuan astronomi yang digunakan untuk meramalkan gerhana dan penjajaran astronomi.