PAGARALAMPOS.COM - Di antara samudera Pasifik yang luas, terdapat sebuah pulau kecil yang memancarkan kekayaan budaya dan tradisi yang tak ternilai harganya.
Pulau Yap, yang menjadi bagian dari Federasi Mikronesia, terkenal karena salah satu aspek budayanya yang paling unik, yaitu penggunaan Batu Rai sebagai mata uang.
Batu Rai bukanlah sembarang mata uang; batu kapur besar ini memiliki nilai simbolis dan kultural yang mendalam bagi penduduk Pulau Yap.
Sejarah Batu Rai
Batu Rai telah menjadi bagian integral dari kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Pulau Yap selama berabad-abad.
Diperkirakan telah digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan sejak zaman kuno.
Keistimewaan Batu Rai tidak hanya terletak pada ukurannya yang besar—dengan diameter mencapai 12 kaki dan berat hingga 8 ton—tetapi juga pada cerita dan pengorbanan di balik setiap batu tersebut.
BACA JUGA:Inilah Bukti Sejarah Peradaban Kerajaan Kutai Martapapura yang Wajib Kamu Ketahui
Para penduduk Pulau Yap rela menjelajah hingga ke Kepulauan Pelew yang jauhnya mencapai 200 mil ke selatan demi mendapatkan Batu Rai, menghadapi risiko bahaya yang sangat tinggi, bahkan nyawa.
Simbol Kekayaan dan Status Sosial
Penggunaan Batu Rai tidak hanya terbatas pada fungsi ekonomi semata, tetapi juga menjadi simbol kekayaan dan status sosial.
Batu Rai sering digunakan dalam transaksi sosial yang penting dan bersifat tradisional, seperti pernikahan, warisan, atau sebagai tanda aliansi antara keluarga.
BACA JUGA:Salahuddin Al-Ayyubi: Pemimpin Legendaris dalam Sejarah Islam yang Dirindukan Palestina
Namun, keberadaan Batu Rai sebagai mata uang mengalami henti pada awal abad ke-20 akibat konflik yang melibatkan Spanyol dan Jerman di daerah Yap.