Datuk Rajo Tunggal memiliki senjata kebesaran berupa keris berhulu kepala burung garuda, yang hingga kini masih dipegang oleh Danial dengan gelar Datuk Mangkuto Maharajo Dirajo.
BACA JUGA:Jangan Konsumsi 5 Makanan Ini saat Puasa, Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan
Pernikahan Datuk Rajo Tunggal dengan Bunda Pertiwi, seorang putri yang cantik jelita, menjadi peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Kandis.
Lambang kerajaan ini adalah sepasang bunga raya berwarna merah dan putih.
Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Kandis mengandalkan hasil hutan seperti damar, rotan, dan sarang burung layang-layang, serta hasil bumi seperti emas dan perak.
Daerah kerajaan ini kaya akan emas, sehingga Rajo Tunggal memerintahkan pembuatan tambang emas di kaki Bukit Bakar yang dikenal dengan nama "tambang titah".
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Tua di Indonesia, Inilah 5 Nama Kerajaannya
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! Ini Amalan Wajib di 10 Hari Pertama Puasa yang Penuh Rahmat
Barang dagangan dari hasil hutan dan hasil bumi Kandis diperdagangkan ke Semenanjung Malaka melalui Mentri Perdagangan Dt. Bandaro Hitam, yang menggunakan kapal kayu atau ojung.
Hubungan perdagangan yang erat antara Kandis dan Malaka berperan penting dalam mencapai puncak kejayaan kerajaan ini.
Namun, pada masa puncak kejayaannya, terjadi perebutan kekuasaan oleh bawahan Raja yang ingin berkuasa. Fitnah dan hasutan pun muncul, mengganggu stabilitas kerajaan.
Beberapa tokoh yang merasa berpengaruh akhirnya pindah dari Bukit Bakar ke tempat lain, salah satunya adalah pendirian Kerajaan Kancil Putih di Bukit Selasih.
BACA JUGA:4 Wisata Sejarah di PALI Sumsel yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Berlibur, Simak!
Meskipun demikian, pemerintahan Dt. Rajo Tunggal dikenal adil dan bijaksana.