BACA JUGA:Negeri Bavaria Lokasi Pengujian MBT Challenger 3, Inggris Latihan Tempur Menyeluruh
Arfa dengan MBT Leopard 2 A6 pada Desember tahun lalu terlibat dalam Pertempuran Avdiivka, wilayah Ukraina yang direbut pasukan Rusia.
“Kami keluar setiap hari selama satu setengah bulan. Bahaya terbesar bagi kami, bersama dengan tank lainnya adalah drone,” katanya.
Drone pengintai, diikuti drone kamikaze, kini berada dalam jumlah besar di kedua sisi (Rusia dan Ukraina),” kata Arfa.
“Ancaman terus-menerus dari udara membuat pengemudi MBT Leopard lelah, dan ini masalah psikologis. Banyak pengemudi tank yang menjadi takut,” tambah Arfa.
BACA JUGA:Korsel Luncurkan MBT K1E2, Tank Tangguh Dengan Teknologi Standar K2 Black Panther
Secara keseluruhan, Arfa senang dengan kemampuan MBT Leopard: “Perangkat night vision dan kamera thermal imaging sangat bagus di Leopard.
Mobilitasnya sangat besar. Proyektil dimuat secara individual dan tidak secara otomatis, yang merupakan hal baru bagi saya. Dan tembakannya lebih tepat dibandingkan tank lainnya,” katanya.
Namun, dia ingin menunjukkan kekurangan yang mengancam jiwa. Antara turret dan lambung, yaitu bagian atas dan bawah tangki, terdapat celah yang harus segera ‘ditutup’.
Masalah Politik dan Birokrasi
Memperbaiki MBT Leopard adalah masalah politik sejak awal. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius awalnya ingin membujuk Polandia untuk mendirikan bengkel Leopard yang rusak dari Ukraina, namun harga yang diminta Polandia tampaknya terlalu mahal.
BACA JUGA:Belanda Berencana Hidupkan Kembali Batalyon MBT
Oleh karena itu, perbaikan dipindahkan ke Lituania, tempat Pistorius – dan Anggota Parlemen Hijau Schäfer – berkunjung pada bulan Desember, tetapi menemukan bahwa perbaikannya berlarut-larut, antara lain karena banyaj suku cadangnya hilang.
Personel tank Ukraina (dengan sebutan Hora) mengatakan, “Birokrasi di Jerman bahkan lebih buruk dibandingkan di Ukraina. Saya memesan sensor pada bulan Juni.
“Mereka datang pada bulan Desember,” katanya: “Tentu saja kami akan membongkar sisa tank (kanibal) dan menggunakan suku cadang yang dapat digunakan di tempat lain.”
Ia dan mekaniknya juga belajar di Jerman, dalam kursus lima minggu di Aachen. Secara teoritis, dia bisa terus mencari nasihat di Aachen untuk perbaikan yang rumit.