Di gerbang yang bertuliskan 'Masjid Agung & Makam Raden Rahmat Sunan Ampel', suasana ramai terlihat, dengan orang-orang yang sedang mengambil foto atau berkumpul menunggu.
Lantunan ayat suci dari Masjid Sunan Ampel menyambut kedatangan kami, menambah kesyahduan pagi itu.
Mengikuti petunjuk, kami menemukan jalan menuju makam, melewati kios-kios yang menjual berbagai macam barang, dari sorban hingga wangi-wangian.
Aroma harum roti maryam membuat perut kami yang sudah terisi sarapan terasa lapar.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093
Sesampainya di halaman Masjid Sunan Ampel, petunjuk jalan mengarahkan kami ke beberapa makam wali di sekitarnya.
Di tengah kompleks, kami menemukan gapura-gapura paduraksa yang disebut "Gapuro Limo", dengan ornamen yang berbeda-beda.
Setelah melalui beberapa gapura, kami sampai di makam Sunan Ampel yang dikelilingi oleh pagar besi putih.
Suasana ramai dengan kehadiran para peziarah, baik rombongan besar maupun individu, yang khusyuk membaca tahlil.
BACA JUGA:Penemuan Menakjubkan! Inilah 7 Penemuan Bersejarah yang Bikin Geger Dunia
Selama satu jam, kami berada di makam Sunan Ampel, mengikuti upacara tahlil dan berdoa.
Setelahnya, kami melanjutkan perjalanan ke makam-makam lain di sekitar Surabaya.
Sunan Ampel, dengan nama asli Raden Rahmat, merupakan salah satu anggota walisanga yang besar pengaruhnya dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Ia dijuluki "bapak para wali" karena banyak di antara keturunannya yang menjadi ulama dan tokoh agama yang terkemuka.
BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!
Selain dakwahnya yang damai, Sunan Ampel juga dikenal dengan prinsipnya yang terkenal sebagai "Moh Limo"