Ritual ini bertujuan untuk memanggil roh-roh gaib yang dapat memberi petunjuk kepada kehidupan masa depan manusia.
Dalam ritual ini, seorang dukun atau basir akan memimpin upacara dengan membaca mantra-mantra sambil memegang sebatang kayu yang disebut antang.
Antang adalah kayu yang dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat berkomunikasi dengan roh-roh.
BACA JUGA:5 Senjata Tradisional Suku Jambi yang Dipelihara sebagai Warisan Raja
BACA JUGA:10 Makanan Oriental Indonesia yang Banyak Digemari oleh Orang Luar Negeri, Mana Kesukaan Kalian?
Setelah itu, antang akan dipotong-potong dan dibagikan kepada peserta upacara.
Mereka yang mendapatkan potongan antang akan mendapatkan berkah dan perlindungan dari roh-roh.
3. Mantat Tu’Mate
--
Mantat Tu’Mate adalah upacara khusus yang digunakan untuk mengantarkan orang yang telah meninggal dunia.
Upacara ini dilakukan oleh suku Dayak Ma’anyan dan sebagian Dayak Lawangan. Upacara ini dilakukan selama tujuh hari.
BACA JUGA:Suku Besemah, Suku yang Tinggal di Kota Pagar Alam dan Memiliki Identitas Budaya yang Kuat dan Khas
BACA JUGA:Majapahit Tidak Mampu Taklukan Pajajaran, Apakah Karena Prabu Siliwangi adalah Raja-Nya?
Dalam prosesi tersebut, keluarga dan pengantar akan menari memutari jenazah dari luar dan masuk ke dalam rumah sebanyak tiga kali dengan iringan tetabuhan berbunyi khusus.
Tarian diikuti dengan doa dan menebas kayu yang nantinya akan dibuang jauh sebagai simbol membuang sial dan membuang semua perasaan di dunia.
Jenazah baru dimakamkan setelah upacara yang dilaksanakan selama tujuh hari.