Ia menunjukkan bahwa ia tidak bermaksud jahat dan hanya ingin berteman. Ia juga memberikan beberapa makanan yang ia bawa sebagai tanda persahabatan.
Pemuda itu ragu-ragu, tetapi akhirnya menerima tawaran Putri Mante. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Mante, nama yang sama dengan sukunya.
Putri Mante dan Mante mulai berbincang-bincang dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Mereka saling bertukar cerita dan pengalaman. Mereka menemukan banyak kesamaan dan perbedaan di antara mereka.
Mereka tertawa dan bersenang-senang bersama. Mereka merasa nyaman dan bahagia satu sama lain.
Lama-kelamaan, Putri Mante dan Mante jatuh cinta. Mereka memutuskan untuk menikah dan hidup bersama di hutan.
Mereka membangun rumah yang terbuat dari ranting dan daun-daun. Mereka berburu dan bertani untuk mencari makan.
BACA JUGA:Perjalanan Suku Sikumbang, Dari Sejarah Kuno hingga Warisan Budaya yang Diwariskan
Mereka bergaul dengan anggota Suku Mante yang lain. Mereka hidup sederhana dan damai.
Raja Aceh sangat sedih dan marah ketika mengetahui bahwa Putri Mante telah hilang.
Ia mengirimkan pasukan-pasukan untuk mencari dan membawa pulang putrinya.
Ia juga menawarkan hadiah yang besar bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi tentang keberadaan Putri Mante.
BACA JUGA:5 Suku Di Papua Dengan Tradisi Unik Dan Aneh, Benarkah Salah Satunya Ada Kanibalisme?
Tetapi, tidak ada yang bisa menemukan jejak Putri Mante. Putri Mante dan Mante berhasil menyembunyikan diri dari pencarian Raja Aceh.
Mereka tidak ingin kembali ke istana dan kehilangan kebebasan mereka.