Pemandangan sekitar pun tidak kalah eloknya. Dimana, langit biru akan terlihat begitu mengagumkan.
Kemudian, hamparan perbukitan dan pegunungan yang terlihat seperti sebuah lukisan. Mengesankan memang, melihat keindahan ciptaan Tuhan ini.
BACA JUGA:Wisata Alam Sumber Jenon yang Menyegarkan! Tempat Liburan Murah Meriah di Malang
Ornamen candi-candi terlihat begitu memukau dengan gaya arsitektur dipengaruhi oleh buidaya jawa kuno. Ornamen tersebut berbentuk seperti pada pegangan tangga yang juga disebut dengan penil. Ada pula hiasan wajah raksasa yang tidak mempunyai rahang pada pintu candi yang bernama Kala.
Sisi pintu terdapat makara yang konon katanya bisa mengusir dan bisa menjadi tolak bala. Pada bagian atas candi ini terdapat istadewata yang dipercaya sebagai tempat masuknya para dewa.
Ke empat bangunan candi ini tidak semuanya memiliki nama Arjuna. Melainkan, ada nama lain seperti Sembadra, Gatotkaca, Semar, Srikandhi.
BACA JUGA:Inilah Silsilah Lengkap Keturunan Si Pahit Lidah Versi Suku Gumay
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Tambo Bayang (1915), Jejak Suku Guci dari Muaro Paneh
Kompleks Candi Arjuna dan terutama Dieng memang sangat erat dengan cerita pewayangan Jawa. Bukan cerita pewayangan India. Ada beberapa struktur cerita yang berbeda dari kedua kultur yang juga berbeda ini.
Candi Arjuna sendiri memilki luas sekitar 36 meter persegi. Atap candi ini memiliki struktur berjenjang, dan ada sebuah menara kecil di setiap sudut candi. Tinggi candi ini kurang lebih 1 meter.
Ada pula Candi semar yang berdiri megah disamping Candi Arjuna. Pada saat perang kemerdekaan. Candi yang satu ini digunakan untuk menyimpan senjata.
Dan juga perlengkapan untuk pemujaan. Atap candi ini berbentuk limasan dengan puncak candi yang sudah hilang entah kemana.*