Ramalan ini dianggap telah terjadi dengan adanya berbagai kasus pengkhianatan, kegilaan, kepura-puraan, dan penipuan yang terjadi di Indonesia, baik di tingkat individu maupun kelompok.
Pengkhianat dapat diartikan sebagai orang yang tidak setia atau bahkan mengkhianati negara, bangsa, agama, keluarga, atau teman.
Orang gila dapat diartikan sebagai orang yang tidak waras atau bahkan melakukan tindakan kekerasan, kejahatan, atau terorisme.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Asal-usul Kerajaan Demak Hingga Runtuhnya Kerajaan Demak
Orang sok-sokan dapat diartikan sebagai orang yang berpura-pura menjadi orang lain atau memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Orang ngaku-ngaku dapat diartikan sebagai orang yang mengaku memiliki identitas, jabatan, gelar, atau kekuasaan yang tidak benar.
5. Munculnya Ratu Adil (pemimpin adil dan bijaksana)
Ramalan ini berbunyi:
"Tan kena kangsa, tan kena raja, tan kena pangkat, tan kena harta, tan kena tahta, tan kena puja, tan kena puji, tan kena dadi, tan kena kadi, tan kena kawula, tan kena gusti, tan kena budi, tan kena lali, tan kena nuli, tan kena wedi, tan kena wedhi, tan kena weda, tan kena beda, tan kena benci, tan kena cinta, tan kena asih, tan kena asah, tan kena asuh, tan kena karsa, tan kena karunia, tan kena karya, tan kena kawruh, tan kena kawicaksana, tan kena kawisesa, tan kena kawruhing ratu adil"
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Asal-usul Kerajaan Demak Hingga Runtuhnya Kerajaan Demak
Artinya:
"Tidak terpengaruh oleh emas, tidak terpengaruh oleh raja, tidak terpengaruh oleh pangkat, tidak terpengaruh oleh harta, tidak terpengaruh oleh tahta, tidak terpengaruh oleh pujaan, tidak terpengaruh oleh pujian, tidak terpengaruh oleh keinginan, tidak terpengaruh oleh hukum, tidak terpengaruh oleh hamba, tidak terpengaruh oleh tuhan, tidak terpengaruh oleh akal, tidak terpengaruh oleh lupa, tidak terpengaruh oleh balas, tidak terpengaruh oleh takut, tidak terpengaruh oleh bahaya, tidak terpengaruh oleh kitab, tidak terpengaruh oleh perbedaan, tidak terpengaruh oleh benci, tidak terpengaruh oleh cinta, tidak terpengaruh oleh kasih, tidak terpengaruh oleh asah, tidak terpengaruh oleh asuh, tidak terpengaruh oleh kehendak, tidak terpengaruh oleh karunia, tidak terpengaruh oleh karya, tidak terpengaruh oleh pengetahuan, tidak terpengaruh oleh kebijaksanaan, tidak terpengaruh oleh kewenangan, tidak terpengaruh oleh pengetahuan tentang ratu adil"
Ramalan ini dianggap belum terjadi sepenuhnya, tetapi ada beberapa tokoh yang dianggap sebagai calon atau perwujudan dari Ratu Adil, yaitu pemimpin adil dan bijaksana yang akan membawa kemakmuran dan keadilan bagi rakyat.
Beberapa tokoh yang dianggap sebagai Ratu Adil antara lain adalah Raden Wijaya, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Soekarno, Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto.***