BACA JUGA:10 Makanan Oriental Dan Lezat Yang Berasal Dari Berbagai Negara Di Dunia, Indonesia Ada Ga Ya?
Di Sparta Kuno, satu-satunya cara bagi manusia untuk menerima batu nisan adalah dengan mati dalam pertempuran. Demikian pula, bagi perempuan, kematian saat melahirkan adalah salah satu kehormatan terbesar.
Wanita yang telat menjadi seorang ibu harus menyerahkan anak laki-lakinya pada usia 7 tahun. Pada usia 7 tahun, anak laki-laki Spartan diambil dari rumah orang tuanya untuk memulai pendidikan militer 'agoge'.
Karena komunitas Sparta dirancang untuk membentuk prajurit profesional, pendidikan harus dimulai sejak usia muda.
Bagi seorang ibu Spartan, kebanggaan terbesarnya adalah membesarkan seorang prajurit yang kuat dan berani.
BACA JUGA:Mengenal 4 Senjata Khas Sumatera Selatan yang Cocok Untuk Bertani!
BACA JUGA:Inilah 10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya! Benarkah Ini Jadi Bukti Prasejarah yang Mutlak?
Menurut Plutarch, seorang wanita memberi putranya sebuah perisai dan menyuruhnya pulang “baik dengan atau di atasnya” sebelum berperang.
Dunia mengenal Sparta karena pria dan tentaranya, namun tanpa wanita, Sparta tidak akan ada.
Artikel ini telah tayang dilaman nationalgeographic.grid.id dengan judul: Sejarah Yunani Kuno: Mengapa Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami?