Pelaku, Robiah, pada akhirnya mengakui kesalahannya dan menyatakan permintaan maaf kepada korban atas tuduhan yang tidak berdasar tersebut.
Pada akhirnya, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan menandai kesepakatan tersebut dalam surat pernyataan atau perdamaian.
Tindakan ini menunjukkan bahwa meskipun konflik terjadi, namun dengan pendekatan yang tepat, masalah dapat diselesaikan dengan baik tanpa harus melibatkan proses hukum yang panjang.
Kejadian ini juga memberikan pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya komunikasi yang baik dalam menyelesaikan perselisihan.
Terkadang, kesalahpahaman kecil dapat memicu konflik yang lebih besar jika tidak ditangani dengan bijaksana.
Namun, dengan sikap terbuka, kesediaan untuk memahami perspektif orang lain, dan keinginan untuk mencapai kesepakatan bersama, konflik dapat dihindari atau minimal diselesaikan dengan cara yang damai dan bermartabat.
Sebagai masyarakat, kita perlu mengambil pelajaran dari kejadian ini dan berusaha untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati di antara sesama.
Kita harus selalu mengutamakan dialog dan perdamaian dalam menyelesaikan konflik, serta tidak mengabaikan pentingnya nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
BACA JUGA:Musrenbang 2024, Wujud Kedekatan dan Aspirasi Masyarakat di Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan harmonis bagi semua orang.*
Source: sumeks.disway.id - WADUH! Gara-Gara Rambutan 2 Nenek di Ogan Ilir Cekcok
https://sumeks.disway.id/read/699738/waduh-gara-gara-rambutan-2-nenek-di-ogan-ilir-cekcok