2. Tahapan Membakar Babi
Tahap yang kedua ialah membakar babi. Sebelum dibakar, babi akan dibelah dan dikeluarkan isi perutnya serta bagian-bagian lain yang tidak dimakan.
Setelahnya, babi diletakkan di atas alang-alang yang telah dipersiapkan dan ditutup menggunakan dedaunan dan batu panas. Pada lapisan atas, diletakkan rerumputan tebal serta ubi jalar.
Sayur-sayuran diletakkan di atasnya, seperti daun hipere, iprika, daun singkong, labu parang, daun pepaya, dan lain sebagainya. Masakan tersebut juga ditambah potongan buah-buahan.
BACA JUGA:Eksplorasi Keindahan Pulau Bangka Belitung, 7 Spot dengan Panorama yang Mengagumkan
BACA JUGA:Mengulik 5 Upacara dan Tradisi Adat Maluku yang Unik dan Tetap Terjaga Kelestariannya
Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembakaran hingga marang sekitar 60 sampai 90 menit. Rumput akan dibuka dan makanan akan dikeluarkan satu per satu, lalu dihamparkan di atas rerumputan.
Sejarah Tradisi Bakar Batu
Selain unik, Tradisi Bakar Batu ternyata telah ada sejak ratusan tahun lalu. Melansir dari buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia tulisan Fitri Haryani Nasution, sejarah dari ritual ini bermula ketika ada pasangan suami istri yang bingung mengolah hasil kebun mereka. Sebab, panci yang digunakan untuk memasak tidak ada.
Akhirnya, mereka mendapat ide untuk memasak menggunakan batu. Setelah itu, ternyata hasil masakan di batu terasa lebih lezat, akhirnya mereka memutuskan untuk memasak daging, umbi-umbian dan beragam jenis masakan di batu.
BACA JUGA:Jarang Diketahui! Inilah Hal Menarik di Gunung Masurai yang Harus Kamu Tau!
BACA JUGA:Pernah Jadi Tempat Pemujaan! Inilah Misteri Tersembunyi yang Ada di Gunung Padang!
Sebutan untuk Tradisi Bakar Batu juga beragam, di Wamen ritual ini dikenal dengan kit oba isago, sedangkan di Paniai disebut dengan mogo apil.
Tahapan dalam Tradisi Bakar Batu
Dalam melakukan Tradisi Bakar Batu, ada tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu persiapan, bakar babi, dan makan bersama, berikut pemaparannya.
1. Tahap Persiapan