PAGARALAMPOS.COM - Pertarungan antara Rangga Lawe dan Kebo Anabrang di Sungai Tambak Beras adalah salah satu peristiwa yang paling dramatis dan mengesankan dalam Kidung Rangga Lawe, sebuah karya sastra Jawa Kuno yang menceritakan tentang pemberontakan Tuban melawan Majapahit pada abad ke-13.
Pertarungan ini menunjukkan keberanian, kecerdikan, dan kesetiaan dari kedua perwira yang berseberangan pihak, tetapi juga menimbulkan kesedihan dan penyesalan bagi yang menyaksikannya.
Latar Belakang Pertarungan
Pertarungan ini terjadi karena adanya konflik antara Tuban dan Majapahit yang dipicu oleh kematian Jayanegara, raja Majapahit yang kedua.
Jayanegara dibunuh oleh seorang tabib bernama Tanca, yang diduga merupakan mata-mata dari Tuban.
Tuban sendiri adalah kerajaan yang berada di bawah pengaruh Majapahit, tetapi memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Majapahit karena perbedaan agama dan budaya.
Setelah kematian Jayanegara, Raden Wijaya, raja Majapahit yang pertama dan ayah dari Jayanegara, kembali naik tahta dan berniat untuk membalas dendam kepada Tuban.
Dia mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Nambi, salah satu menantu dan panglimanya, untuk menyerang Tuban.
Namun, pasukan Majapahit tidak mampu menembus pertahanan Tuban yang dipimpin oleh Rangga Lawe, adik ipar dan panglima Jayanegara yang memihak Tuban karena merasa tidak dihargai oleh Majapahit.
BACA JUGA:Pernah Dengar Nama Gunung Masurai? ternyata Masih Kental Dengan Kisah Mistis Lohhhhh
Rangga Lawe berhasil mengalahkan pasukan Nambi dan membuat mereka mundur hingga ke Sungai Tambak Beras.
Rangga Lawe ingin mengejar mereka, tetapi dicegah oleh para menteri Tuban yang khawatir akan jebakan.
Mereka memutuskan untuk mendirikan perkemahan di tepi sungai dan menunggu keesokan harinya untuk melanjutkan pertempuran.
Raden Wijaya yang mendengar kabar kekalahan pasukan Nambi menjadi sangat marah dan memutuskan untuk memimpin langsung pasukan Majapahit yang kedua untuk menyerang Tuban.