Mereka memiliki sistem kekerabatan bilateral, yaitu menurut garis keturunan ayah dan ibu .
Suku baduy dalam dan luar secara rutin melaksanakan Seba, yaitu tradisi penyerahan hasil bumi kepada penguasa setempat, yaitu Gubernur Banten, sebagai tanda kepatuhan dan pengakuan.
Seba dilakukan setiap tahun pada bulan Muharram, dan diikuti oleh perwakilan dari setiap kampung.
Selain Seba, mereka juga memiliki tradisi lain seperti Ruwat Bumi, Nyangku, dan Seren Taun .
Hubungan dengan Pemerintah
Perbedaan terakhir yang akan dibahas adalah hubungan suku baduy dalam dan baduy luar dengan pemerintah.
BACA JUGA:Mengungkap Asal Usul Suku Guci, ada Keterlibatan dalam Perdagangan Guci dari Tiongkok?
Suku baduy dalam memiliki hubungan yang sangat terbatas dan formal dengan pemerintah.
Mereka tidak mau menerima bantuan atau campur tangan dari pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, atau administrasi.
Mereka juga tidak mau mengurus kartu identitas, surat nikah, atau akta kelahiran .
Sedangkan suku baduy luar memiliki hubungan yang lebih intens dan informal dengan pemerintah.
Mereka mau menerima bantuan atau kerjasama dari pemerintah, asalkan tidak merusak nilai-nilai adat mereka.
Mereka juga mau mengurus dokumen-dokumen resmi, seperti kartu identitas, surat nikah, atau akta kelahiran .
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suku baduy dalam dan baduy luar memiliki perbedaan yang cukup besar dari segi cara berpakaian, kepercayaan, tradisi, dan hubungan dengan pemerintah.