"Berangkat dari situ pernah dirumorkan kembali pernikahan dini, waktu zaman itu ya. Kita akui juga ada pernikahan dini. Tapi sama saja, disetiap desa lain juga ada kan, tapi kan bukan di kita aja," terangnya.
Menurutnya stigma tersebut hanya kabar burung saja, yang dimana tak berlandas pada data yang akurat.
Warisman Rifai menegaskan, jumlah janda dan tingkat pernikahan dini di kampung tersebut tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya.
"Cuman ya berangkat dari awal begitu gak tahu datanya dari mana dan yang pasti bukan banyak janda-janda muda tidak. Normal saja seperti kampung-kampung lainnya," tandasnya.(*)