PAGARALAMPOS.COM - Pada zaman dahulu, Sriwijaya memiliki pemerintahan yang dikenal sebagai Port-polity.
Pengertian Port-polity secara sederhana ialah bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas.
Berdasarkan dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, diceritakan tentang Sriwijaya.
Yuk, kita simak bersama.
BACA JUGA:Menelusuri Kekayaan Budaya, Berikut Inilah 10 Tradisi Unik dari Berbagai Penjuru Dunia!
BACA JUGA:Menjelajahi Keberagaman Etnis dan Budaya di Pulau Kalimantan, Tempat yang Ajaib dan Menakjubkan
Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat.
Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat.
Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan.
Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang.
BACA JUGA:Deretan Kabupaten dan Kota Terkaya di Sumatera Selatan, No 1 Bikin Tercengang.
BACA JUGA:Wajib Tau, Ini Asal Usul Orang Palembang Bermata Sipit dan Berkulit Putih
Semua awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.
Jika dilihat dari sejarah tersebut, tidak heran Sriwijaya menjadi pusat pertemua semua ras, budaya, dan adat istiadat yang dicover oleh kegiatan perekonomian Asia pada masa itu, dan sampailah pada masa peradapan Islam melalui Kesultanan Palembang Darussalam.
Pada masa sekarang, sebagian warga Palembang dikenal luas memiliki ciri fisik seperti orang China yang bermata sipit dan berkulit putih.