Setelah meraih penghormatan dari Fremen, Paul dengan tulus merangkul budaya mereka.
Ia juga menempuh pelatihan ketat untuk menguasai kemampuannya yang misterius dan kuat.
Keahliannya dalam meramal masa depan meningkatkan kemampuan berpikirnya tentang interaksi kekuasaan yang kompleks dan politik di penjuru alam semesta.
Kemampuannya itu ia peroleh melalui rempah-rempah yang meresap di Arrakis.
BACA JUGA:Penjaga Tradisi Minangkabau, Inilah Peran Suku Sikumbang Sebagai Hulubalang Nagari
Menjadi Pemberontak
Dalam sinopsis Dune: Part Two ini, Paul kemudian muncul sebagai ikon pemberontakan.
Ia melawan pemerintahan yang buruk dari House Harkonnen dan Kaisar Shaddam IV yang korup.
Terinspirasi oleh ajaran ibunya, Jessica, dan pengalaman pribadinya, Paul mulai membentuk masyarakat Fremen.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Pertma di Pulau Jawa: Kerajaan Demak
Dengan arahan dari Paul, mereka menuju masa depan. Mereka dapat merebut kembali kebebasan dan mengendalikan sumber daya berharga planet tersebut, yakni rempah-rempah.
Namun, seiring dengan peningkatan kekuatan Paul, beban tanggung jawab dan konsekuensi atas pilihan hidupnya juga semakin bertambah.
Pada akhirnya, ketegangan mencapai puncaknya dan ancaman pertempuran mengintai.
Dalam situasi tersebut, Paul berhadapan dengan aliansi yang sangat berisiko, rivalitas lama, rasa tidak percaya serta ketakutannya sendiri.
Ia bergulat dengan konsekuensi dari tindakannya. Bahkan, ia merenungkan pengorbanan demi rakyatnya dan masa depan alam semesta.