BACA JUGA:Menjejak Keagungan Arsitektur Masjid 1000 Tiang di Jambi, Begini Sejarahnya
Masa lalu Lawang Sewu yang tragis telah berkontribusi pada kepercayaan masyarakat setempat terhadap kejadian supernatural di lokasinya.
4. Gedung Sate
Gedung Sate yang terletak di Bandung, Jawa Barat, menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Awalnya bernama Gedung Hebe, gedung ini berfungsi sebagai kantor pusat Gouvernements Bedrijven (GB) atau Perusahaan Kereta Api Negara Belanda.
Konstruksi dimulai pada tahun 1920, dengan peletakan batu pertama oleh Johanna Catherina Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
BACA JUGA:Menikmati Surga Alam Pantai Drini, Destinasi Wisata Tersembunyi di Jogja Tiket Masuknya Cuman Segini
BACA JUGA:Dibalik Gaji Tinggi, Melihat Sisi Gelap 6 Profesi Paling Berbahaya di Dunia
Nama gedung tersebut kemudian diubah menjadi Gedung Sate, mengacu pada sate sate yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar kawasan tersebut.
Gaya arsitektur Gedung Sate mencerminkan perpaduan Rasionalisme Belanda dan unsur lokal Sunda.
Dirancang oleh arsitek Belanda J. Gerber, bangunan ini memiliki enam struktur runcing menyerupai tusuk sate di atas kubah tengahnya.
Bangunan ini disebut 'bekel' dan dihiasi ornamen perunggu. Gedung Sate resmi dibuka pada tanggal 27 Juli 1924 oleh Gubernur Jenderal ACD de Graeff.
BACA JUGA:Hanya 90 Menit dari Kota Bangung Pesona Tersembunyi Pangalengan, Menjelajahi Dataran Tinggi Nimo
Salah satu fakta sejarah yang menarik adalah Gedung Sate berperan dalam Konferensi Meja Bundar (RTC) Belanda-Indonesia pada tahun 1949.
Gedung ini sekaligus menjadi tempat penandatanganan Perjanjian Linggadjati antara Indonesia dan Belanda, yang menandai langkah signifikan menuju kemajuan Indonesia. kemerdekaan.