Jejak Sejarah Saint Barth
Saint Barth memiliki sejarah yang mencolok yang memengaruhi perkembangan pulau sebagai tempat liburan orang kaya.
Awalnya dihuni oleh orang Prancis pada tahun 1648, pulau ini dijual kepada Swedia pada tahun 1784 dan berganti nama menjadi Gustavia.
Namun, Prancis membeli kembali pulau ini pada tahun 1877.
Saint Barth mempertahankan statusnya sebagai pelabuhan bebas dengan pengaruh Swedia yang masih terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Jangan Terlewatkan Cicipi 5 Kuliner Khas Karawang yang Menggugah Selera. Ini Nama Makanannya!
Pariwisata dan Ekonomi Pula.
Dengan jumlah penduduk sekitar 9.000 jiwa, pulau ini menawarkan pengalaman liburan tanpa visa bagi warga negara Uni Eropa.
Pariwisata menjadi tulang punggung ekonomi pulau ini, dengan industri pariwisata yang mencakup akomodasi, restoran, toko mewah, dan layanan pemandu wisata liburan.
Pelabuhan pulau ini sering dikunjungi oleh kapal pesiar dan kapal mewah, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian.
Festival dan Kehidupan Malam Saint Barth
Saint Barth bukan hanya tentang pantai-pantai indah dan vila-vila mewah. Pulau ini terkenal dengan berbagai festival dan acara budaya sepanjang tahun.
BACA JUGA:Mengenal Pulau Saint Barth, Pesona Keindahan Yang Disukai Selebritis Dunia!
BACA JUGA:10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Bukti Pengaruh Serta Luasnya Daerah Kekuasaan di Nusantara
Kehidupan malamnya pun tak kalah mewah dengan restoran berkualitas tinggi, klub malam, dan acara khusus yang menghibur para pengunjung.