PAGARALAMPOS.COM - Bila solusinya tidak pas, urusan menghancurkan atau menetralisir drone kamikaze bisa membuat operator boncos, sebut saja untuk mengancurkan drone kamikaze yang harganya ratusan dollar tapi dihancurkan dengan rudal hanud seharga ratusan ribu dollar.
Mungkin dipadan efektif pada awal-awal, tapi untuk mengantisipasi serangan drone kamikaze yang berkelanjutan, maka dibutuhkan solusi persenjataan anti drone yang ideal.
Setelah Rusia yang meluncurkan amunisi khusus (rudal mini) anti drone pada sistem hanud Panstis S-1, ada kabar bahwa Angkatan Darat AS (US Army) juga telah memesan solusi senjata anti drone yang lebih pas, tetap efektif tapi dengan biaya yang sepadan.
Persisnya Angkatan Darat AS tengah meningkatkan jumlah Coyote loitering munition interceptors sebagai bagian dari Mobile-Low, Slow, Small Unmanned Aircraft Integrated Defeat System (M-LIDS).
BACA JUGA:Jadi Mimpi Buruk Pasukan Ukraina, Drone Kamikaze Rusia Bawa Roket Termobarik TBG-7V
Dalam hal ini US Army berencana memberi kontrak kepada Raytheon untuk memproduksi 6.000 Coyote Block 2 kinetic interceptors. Informasi tersebut didasarkan permintaan informasi (RFI) yang dirilis pada 18 Desember 2023.
Foto : Alutsista Coyote block amerika.-Halau Serangan Drone Kamikaze, AS Borong Coyote Block 2 Loitering Munition Interceptors-Indomiliter.com
Coyote Block 2 counter-unmanned aircraft systems (C-UAS) telah menghancurkan sukses menghancurkan kawanan drone di wilayah Central Command area of responsibility (AOR) selama beberapa waktu.
Angkatan Darat AS menetapkan bahwa pasukan di lapangan akan memiliki lima Coyote interceptors pada satu kendaraan yang diawaki oleh baterai pertahanan udara.
Formasi ini akan dilengkapi dengan kemampuan peperangan elektronik C-UAS yang diawaki oleh seorang prajurit.
BACA JUGA:First Kill, Frigat FREMM AL Perancis Tembak Jatuh Drone Kamikaze di Laut Merah
M-LIDS membutuhkan 252 unit fixed-site Coyote launcher systems, 25 mobile Coyote launcher systems, dan 700 Coyote Block 3 interceptors yang memiliki muatan non-kinetik.
Angkatan Darat AS juga meminta lebih dari 100 radar Ku-band Radio Frequency System (KuRFS), yang merupakan sensor utama untuk M-LIDS.
Coyote drone interceptor sejatinya adalah rudal air-breathing yang dapat diluncurkan dari kendaraan darat, helikopter, atau kapal permukaan.
Angkatan Darat AS dan Raytheon mengembangkan Coyote Block awal (1) bermesin propeller dengan kemampuan C-UAS untuk mencegat drone berukuran kecil pada jarak 93 km.