Dengan perasaan galau dan tubuh lunglai, Majojaru keluar dari rumah mencari tempat sunyi untuk merenungkan nasibnya.
Setelah berjalan beberapa lama, sampailah Majojaru di depan sebuah pohon beringin tua yang sangat rindang.
Di tempat itu dia berteduh dari sengatan panasnya sinar matahari sambil meratapi kisah cintanya.
BACA JUGA:3 Rumah Adat Suku Papua Miliki Bentuk Serta Filosopi Berbeda, Ternyata Ini Maknanya!
Tak terasa air matanya mengalir yang semakin lama semakin banyak hingga menggenangi daerah sekitarnya hingga membentuk sebuah telaga berwarna biru.
Majojaru pun tenggelam dalam air matanya sendiri. Begitulah telaga itu terbentuk yang hingga kini masih dapat disaksikan keberadaannya di Dusun Lisawa.
Danau ini memiliki luas sekitar 3 hektar dengan kedalaman mencapai 70 meter. Airnya yang biru cerah berasal dari sumber mata air yang jernih dan sejuk.