Mengenal Sejarah dan Asal-usul Telaga Biru Maluku Utara

Rabu 20-12-2023,16:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

Yang dalam bahasa Indonesia berarti "timbul akibat dari hati yang remuk redam hingga akhirnya menetaskan air mata dan mengalir menjadi sebuah sumber mata air".

Untuk mengetahui siapa yang telah patah hatinya, para tetua bersepakat memanggil seluruh penduduk.

Salah seorang dari mereka kemudian diutus agar membunyikan dolodolo (semacam kentongan) sebagai seruan agar penduduk berkumpul.

Setelah seluruhnya berkumpul, salah seorang diantara para tetua segera bertanya, "Apakah ada yang belum hadir?".

BACA JUGA:Deretan 6 HP Samsung A Series, Miliki Spek Bagus Dan Harga Bersahabat!

Para penduduk saling memandang dan menghitung jumlah anggota keluarganya masing-masing. Beberapa saat kemudian barulah diketahui bahwa ada dua keluarga yang kehilangan salah satu anggotanya.

Oleh karena enggan menyebut nama, mereka hanya mengatakan yang tidak datang adalah majojaru (nona) dan magohiduuru (nyong).

Sementara menurut keterangan pihak keluarga Magohiduuru, anak mereka telah lebih dari enam bulan merantau ke negeri seberang dan tidak tahu kapan akan kembali.

Kedua orang ini adalah sepasang kekasih yang telah lama menjalin hubungan asmara. Sebelum pergi merantau, Magohiduuru terlebih dahulu pamit pada Majojaru.

BACA JUGA:Gak Usah Bingung Lagi! Inilah 5 rekomendasi Tempat Wisata di Pagar Alam Yang Paling Populer

Keduanya lalu berikrar untuk saling menunggu walau hari, bulan dan tahun berlalu.

Keduanya juga sepakat untuk lebih baik mengakhiri hidup daripada harus menjalin hubungan dengan orang lain.

Tetapi jalan hidup berkehendak lain. Setelah enam bulan berpisah, terdengarlah kabar bahwa Magohiduuru so balaeng deng nona laeng.

Dia telah melupakan ikrarnya untuk sehidup-semati sebab telah menjalin hubungan dengan perempuan lain.

BACA JUGA:5 Manfaat Hazelnut yang Baik untuk Kesehatan Tubuh

Hati Majojaru menjadi hancur karena Magohiduuru telah berpaling pada perempuan lain.

Kategori :