Dua arkeolog berkebangsaan Belanda adalah yang pertama kali menemukan lukisan-lukisan dinding di Gua Pettae dan Petta Kere pada tahun 1950.
Lukisan yang terdapat di Gua Pettae berupa lima gambar telapak tangan, satu gambar babi rusa sedang loncat dengan anak panah di bagian dada.
Sementara di mulut gua yang tingginya mencapai 8 meter dengan lebar 12 meter, terdapat alat serpih pisau, serta kulit kerang.
BACA JUGA:TOP 5 Universitas Terbaik Di Palembang Sumatera Selatan!
Untuk mencapai gua ini ada 26 anak tangga yang harus ditapaki oleh wisatawan.
Gua Petta Kere yang lokasinya sekitar 300 meter dari Gua Pettae, memiliki semacam teras selebar hingga 2 meter.
Di gua ini juga ditemukan dua gambar babi rusa, 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah pisau, dan mata panah.
Untuk mencapai gua ini, perlu usaha lebih dengan menapaki 64 anak tangga terlebih dahulu.
BACA JUGA:Review Lengkap ASUS ROG GL552VW-DM136T, Laptop Gaming Berkualitas Tinggi
Gua tersebut diperkirakan telah menetap sejak sekitar tahun 8.000 – 3.000 SM.
Lukisan prasejarah tersebut menceritakan kehidupan sosial, seperti aktivitas harian dan sistem kepercayaan yang dianut saat itu.
Sementara gambar telapak tangan diperkirakan sebagai topi tangan milik salah seorang anggota suku usai ritual potong jari.
Ritual ini dilakukan sebagai tanda kesedihan atas kematian orang terdekatnya.Warna merah terlihat mendominasi lukisan dinding tersebut.
BACA JUGA:Mata Bayi Sering Belekan? Begini Cara Menanganinya
Diperkirakan pewarna yang digunakan terbuat dari bahan alami yang dapat meresap hingga ke dalam pori-pori batu dan dapat bertahan hingga ribuan tahun.
Panorama alam objek wisata ini pun sungguh menawan. Gugusan tebing batu dengan bentuk yang khas dan unik serta gunung-gunung batu yang kokoh menampilkan panorama khas lanskap karst.