Menelisik Sejarah Perang Bubat! Inilah Fakta Menarik yang Harus Kamu Tau

Kamis 07-12-2023,03:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

Tragedi perang ini dikenal dikalangan sejarawan adalah tragedi perang Bubat yang sampai saat ini menjadi catatan hitam hubungan Majapahit dan Pajajaran.

Kedua kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara ini pernah bertarung karena ambisi Gajah Mada.

Melihat hal itu, Dyah Pitaloka Citraresmi memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. 

BACA JUGA:Melepas Penat di Bukit Cendana Rembang, Keindahan Alam dan Keteduhan yang Menenangkan!

Setelah Dyah Pitaloka Citraresmi meninggal, Hayam Wuruk meratapi kematiannya dan menyesalkan tindakan Gajah Mada.

Akibat Perang Bubat, hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada menjadi renggang. Oleh para pejabat dan bangsawan Majapahit, Gajah Mada dianggap lancang dan gegabah. 

Bahkan Perang Bubat dianggap sebagai peristiwa yang menyebabkan lemahnya Kerajaan Majapahit setelah wafatnya Hayam Wuruk.

Perang Bubat juga mengakibatkan hubungan Majapahit dengan Sunda menjadi rusak. Adik Dyah Pitaloka Citraresmi, yang naik takhta menggantikan ayahnya, bahkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit. 

BACA JUGA:Gunung Bismo Wonosobo, Wisata Favorit yang Jadi Tempat Impian Bagi Para Pendaki!

Akibat tragedi berdarah tersebut, kerabat Negeri Sunda tidak diperbolehkan menikah dengan pihak Majapahit.

Dalam catatan sejarah, Majapahit hampir menguasi seluruh daerah Nusantara pada masa itu.

Pendiri Majapahit, Raden Wijaya pada tahun 1293, yang merupakan menantu dari Kertanegara, raja terakhir Singasari.

Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu Kertanegara, raja Kerajaan Singasari. Pada tahun 1292 M, terjadi pemberontakan di Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang yang menyebabkan runtuhnya Singasari.

BACA JUGA:Misteri Gunung Batur, Kisah Legendaris di Dataran Tinggi Bali yang Bikin Merinding!

Pada waktu itu Raden Wijaya melarikan diri bersama Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mendiami sebuah hutan di Trowulan yang merupakan tanah sima pada masa Kerajaan Singasari. Wilayah ini kemudian dinamakan Majapahit.

Penamaan Majapahit didasarkan pada nama buah maja yang banyak ditemukan diwilayah Trowulan serta memiliki rasa yang pahit. Wilayah Majapahit berkembang hingga mampu menarik simpati penduduk Daha dan Tumapel.

Kategori :