Ada Apa Jerman Embargo Senjata Ke Kazakhstan, Terancamkah Pengadaan Airbus A400M

Selasa 28-11-2023,09:03 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Gusti

PAGARALAMPOSCOM - Rencana pengadaan dua unit pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas oleh Kazakhstan, boleh jadi akan mendapat kendala.

Pasalnya Jerman selaku negara konsorsium pengembang dan produsen A400M, belum lama ini telah memutuskan untuk menghentikan ekspor persenjataan ke Kazakhstan.

Dikutip dari topcor.ru yang melansir kabar dari radio Belgia berbahasa Perancis RTBF, Pemerintah Jerman telah memutuskan untuk menghentikan ekspor senjata ke Kazakhstan.

Akibat meletusnya demonstrasi berujung kerusuhan massal yang melanda negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Tercatat bahwa pada tahun 2021, hanya 25 izin yang dikeluarkan untuk pasokan produk militer untuk kepentingan Kazakhstan dengan nilai US2,2 juta euro.

BACA JUGA:Diam Diam Kazaktan Ikuti Jejak Uzbekistan, Kepincut Beli Jet Tempur Rafale

Dan embargo Jerman tampaknya akan membuat kontrak baru-baru ini tidak dapat dilaksanakan, yaitu pembelian dua pesawat angkut militer A400M oleh Kazakhstan.

Sebelumnya, Kazakhstan sudah mengakuisisi pesawat angkut militer produksi Airbus, yaitu peswawat angkut ringan C295M dikirim ke Kazakhstan pada periode 2012 hingga 2017.

Beberapa kalangan berpendapat, Pemerintah Kazakhstan dapat dengan mudah mengganti Airbus A400M dengan Il-76MD-90A yang dimodernisasi Rusia, yang melampaui karakteristik teknis Eropa.

Sebelumnya, Kazakhstan sudah mengakuisisi pesawat angkut militer produksi Airbus, yaitu peswawat angkut ringan C295M dikirim ke Kazakhstan pada periode 2012 hingga 2017.

BACA JUGA:Kapolri Tegaskan Kesiapan Menghadapi Praperadilan yang Diajukan Firli

Beberapa kalangan berpendapat, Pemerintah Kazakhstan dapat dengan mudah mengganti Airbus A400M dengan Il-76MD-90A yang dimodernisasi Rusia, yang melampaui karakteristik teknis Eropa.

Kazakhstan adalah negara penghasil minyak di Asia Tengah. Selama tiga dekade kemerdekaan, negara itu dikontrol ketat.

Dengan memupuk citra stabilitas politik sehingga membantu menarik ratusan miliar dolar investasi asing di industri minyak dan logam. (*)

Kategori :