PAGARALAMPOS.COM - Dengan pertimbangan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi mencanangkan kepentingan maritim sebagai target utama pembangunan.
Maka pihak pabrikan yang ingin berkompetisi memenangkan tender pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II TNI AU, harus pintar-pintar meracik strategi untuk mencari celah pemasaran yang mengena pada kebutuhan yang bersinggungan dengan elemen maritim.
Eurofighter Typhoon bisa jadi contoh menarik, penempur berlabel multirole dan air superiority ini menawarkan solusi yang lumayan lengkap, baik dari sisi adopsi teknologi anyar hingga tawaran produksi komponen Typhoon di dalam negeri.
Meski kodrat jet tempur seperti Typhoon lebih mengedepankan air superiority dan ground attack. Tapi sifatnya yang multirole, ditambah dukungan kapabilitas twin engine.
BACA JUGA:Polandia Akuisisi Mobile Radar Intai Jarak Jauh P-18PL, Ternyata Kemampuannya Sejauh Ini
Menjadikan Typhoon yang telah beroperasi di 20 skadron di tujuh negara amat mumpuni untuk tugas yang jauh dari daratan. Terlebih pilihan senjata yang tersedia cukup lengkap.
Mengingat kondisi geografis Indonesia yang demikian luas, kemampuan jarak tempuh (range) dan radius tempur (combat radius) menjadi faktor yang harus benar-benar diperhitungkan dalam memilih jet tempur.
Foto : Desain pengunaan CFT pada jet tempur.-Conformal Fuel Tanks, Terobosan Eurofighter Typhoon Untuk Alih Teknologi di Indonesia-Indomiliter.com
Terlebih pada tugas intercept. Persoalan range dan combat radius tambah krusial lagi, mengingat pangkalan udara (lanud) yang bisa menjadi tumpuan jet tempur di Indonesia masih terbatas.
Dikutip dari laman Indomiliter.com, Paul Smith, pilot demo Eurofighter Typhoon memberikan simulasi gelar radius tempur Typhoon bila pesawat ini lepas landas dari lanud Iswahjudi – Madiun, lanud Supadio – Pontianak, lanud Hasanuddin – Makassar, dan lanud Roesmin Nurjadin – Pekanbaru.
BACA JUGA:Kedati Kemampuan Jelajah Meningkat 25 Persen, Namun CFT Memiliki Kelemahan Pada Jet Tempur Rafale
Keempat lanud tersebut merupakan pangkalan utama TNI AU tempat home base dari skadron tempur.
Dalam radius tempur (lihat di gambar estimasi), nampak Typhoon dapat menjangkau titik potensial hotspot untuk melakukan intercept yang cukup jauh dari pangkalan.
Di sisi selatan, bahkan Typhoon mampu menerobos sisi Australia bagian utara, dan di sisi utara, Typhoon dapat menjangkau daratan Thailand serta meng-coverage hingga wilayah Samudera Hindia.
"Simulasi radius tempur tersebut sudah di kalkulasi tanpa dukungan air refuelling (pengisian bahan bakar di udara),” ujar Paul Smith.